Membangun Pondasi Tulisan yang Kuat Buah Zoominar dari GNFI
Daftar Isi
Bagaimana cara membuat tulisan yang berkualitas?, Sebelum masuk pada ulasan tersebut, saya mau ngasih tahu kalau jumat malam (23/02) saya mengikuti kelas gratis di GNFI dengan narasumber mbak Widya Yuliandari dari Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). Tema yang dibahas malam itu, adalah bagaimana membangun pondasi tulisan yang kuat. Saya rasa, ini juga berkaitan dengan bagaimana cara membuat tulisan yang berkualitas ?
Sebagai blogger, saya masih mempelajari hal ini. Merasa, tulisan kurang nendang dan saya belum mendapatkan sisi keunikan lebih dari yang saya mau,hhhe. Bukan perfect, tapi ini harus dicapai agar orang yang main ke blog pribadiku selalu merindukan tulisanku. Ini adalah mimpi kecil yang saya bangun. Sebagai lahan dakwah melalui tulisan.
Langsung saja, saya sampaikan disini. Apa yang saya dapatkan di zoominar jumat itu.
Tulisan yang Baik itu yang Seperti Apa ?
Based on experience, Mbak Widya menyampaikan untuk menciptakan tulisan dengan pondasi yang kuat, sebagai penulis harus mampu mengekspresikan semua gagasan dan idenya dengan jujur. Ada sisi nilai lebih yang benar-benar tulus sehingga pembaca mudah memahami isi tulisan.
Yang kedua, tulisan yang kita buat memiliki nilai kebermanfaatan. Setiap pembaca punya hak untuk mendapatkan insight baru yang belum/tidak pernah didapatkan dari penulis lain.
Pada saat acara, mbak Widya juga menyampaikan kalau masa kecilnya, di usia sekitar 7/8 tahun, beliau sudah melahap karya-karya penulis ternama seperti Pramudya Ananta Noer dan penulis lainnya. Pada saat itu, Mbak Widya tak memahami apa isinya. Beliau, hanya sekedar membaca saja. Dan itu terus dilakukan sampai dewasa.
Sekarang, beliau memetik hasilnya, bahwa setiap tulisan yang beliau lahirkan, adalah bagian proses panjang yang dulu sudah menjadi habits, dengan membaca, kosa kata yang tertuang dalam tulisan adalah bagian dari buah manisnya.
Bahwa, menjadi penulis, harus punya jiwa bertumbuh. Dalam setiap catatan tulisan yang dilahirkan, selalu ada hal baru yang dibagikan.
Teringat satu buku biografi yang saya baca dari karya teman. Jika menilik dari profesinya, tak diragukan lagi. Beliau adalah guru bahasa. Tapi, setelah saya baca karyanya, sangat shock. Karena bahasa dan diksi yang digunakan seperti tulisan jadul dan kurang ada seni. Pembaca cenderung bosan.
Bukan menjelekkan, tapi saya jadi belajar. Bahwa untuk menjadi penulis, memang harus terus bertumbuh. Harus tetap memperkaya kosa kata dengan cara membaca. Membaca buku apapun itu. Baik itu buku fiksi maupun non fiksi, imbuh Mbak Widya.
Saya semakin menganga. Ketika membuka tulisan di awal-awal fokus ke dunia blogging, pun mengalami hal sama. Tertawa membaca tulisan sendiri, karena merasa lucu. Menulis dengan gaya yang masih kaku yang kebanyakan hanya curcolan belaka. Hahaha.
Namanya juga proses. Semakin kesini, tahu kuncinya dan masih mempraktikkannya untuk bisa menulis tulisan yang berkualitas. Tentunya, dengan pondasi kuat yang saya bangun sehingga punya ciri khas apik yang selalu dinanti oleh pembaca. Semoga ya. Amiin.
Bertumbuh dengan Menulis
Sebagai blogger, tuntutan untuk bisa menulis apapun menjadi keharusan. Dengan gaya story telling, sisi unik yang sampai sekarang juga menjadi gaya kepenulisan yang saya gunakan. Ceritanya bisa lebih mengalir.
Untuk bisa menjadi penulis yang bertumbuh, dibutuhkan kiat khsusus agar menjadi penulis yang lebih baik dan bisa menulis apapun dari berbagai aspek.
1. Kuasai Teknik/ Skill
Butuh terus up grade skill set up. Penulis memang harus menguasai teknil dan skill dari waktu ke waktu. Dengan berkomunitas, gabung di berbagai pelatihan kepenulisan dan lainnya. Seperti yang saya lakukan, memburu ilmu gratisan, menuliskannya dalam jurnal belajar dan mempraktikkan. Ini bisa menjadi jalan ikhtiar untuk menajamkan pondasi kuat dalam tulisan. Sering membaca karya penulis hebat, juga bisa jadi blusukan. Dan saya, masih jauh dari kata itu.
2. Branding Diri
Membranding diri dengan komitmen dan konsistensi. Komitmen untuk terus menjadi lebih baik, dan konsiten berlatih, berlatih dan berlatih. Menggunakan media sosial sebagai branding diri, memilin niche khusus yang ketika orang baca tulisannya teringat dirimu.
3. Kontribusi
Sebagai penulis, apa kontribusi kita agar apa yang kita tulis memberikan dampak bagi pembaca. Kalau kata Mbak Kirana Kejora, menulis buku itu bukan hanya sekedar menulis saja. Mulai dari riset, pemilihan diksi, tulisan punya nyawa atau tidak akan bisa dinilai oleh pembaca. Memberikan kontribusi yang berdampak pada semesta.
4. Kreativitas
Dibutuhkan sisi kreativitas yang mana tulisan yang kita buat ada sisi unik yang tidak didapatkan dari pembaca lainnya.
Penutup
Ini baru setengah yang saya tuliskan, dari pemaparan Mbak Widya selaku narasumber. Untuk menciptakan tulisan yang bagus, memiliki pondasi kuat, butuh melakukan langkah-langkah diatas. Dengan menulis, kita punya cara khusus untuk sharing ide. Berbagi gagasan, membentuk growth mindset di luar nalar. Bahkan bisa mencetak prestasi, peluang-peluang tak terduga serta menambah daya analisis semakin terasah.
Bagaimana ? sudah terhenyak ingin terus menulis dengan karya tulisan yang berkualitas ? Yuk, segera praktek !