Mengenali Karakter Anak Sejak Usia Balita (Sebuah Jurnal Anak)
Kenali Karakter Anak Sejak Usia Balita, Penting untuk Dukung Perkembangannya. Menjadi orangtua bukan hal yang mudah ya. Bukan berarti mendidik anak juga identik dengan kata sulit.
Lantaran demikian, saya terus berdoa semoga ditambah momongan lagi. Hehe. Diluar sana sedang booming isue cildfree, saya malah kebalikannya. Tidak ada yang rempong didunia ini. Saya yakin, bahwa amanah berupa anak adalah suatu anugerah terindah. Banyak modul pembelajaran dari setiap anak yang lahir dari rahim kita. Yakin akan hal itu.
Pembelajaran berharga pula, manakala ngebahas perilaku anak jaman now? Hemmm, menjadi guru BK cukup buat saya kenyang menikmati proses menjadi orangtua itu harus terus beradaptasi serta belajar.
Sisi lain, kadang ada ketakutan sendiri dan berpikir "apakah saya besok mampu mendidik anak sendiri jadi lebih baik?". Lantaran demikian, selalu bersyukur di setiap prosesnya meski diuji dengan tantrum anak. Saya yakin, surga dibawah telapak kaki ibu akan tetap berlaku.
Dilema sebenarnya. Tapi, tidak boleh larut dengan keadaan. Kali ini, saya ingin mendokumentasikan kisah menggemaskan si kecil yang menurutku ada beberapa hal harus dihighligt. Buat diri sendiri sih, bukan untuk diumbar. Mencatat jurnal anak sebagai rekam perjalanan untuk merekam seberapa sering saya memperhatikan perkembangan anak (kalau saya ).
Mengenali Karakter Anak Sejak Usia Dini
Sebagai ibu bekerja, kalimat tersebut menjadi hal utama yang terus saya perjuangkan. Bagaimana sikap saya untuk tetap adil dalam berperan, yaitu sebegai ibu bekerja dan ibu rumah tangga.
Alhamdulillah, mulai dibukakan dan cukup senang ketika melihat millestone anak sendiri. Bahkan usianya yang kini sudah memasuki 4+, ada sikap yang sama dan masih melekat pada sang buah hati. Enggak bisa jauh dengan saya. Hahaha, karena emang kami dirumah cuma berdua, jadi dari bangun tidur sampai tidur lagi kita selalu bersama. Hanya jam kerja saja kami terpisah jarak dan waktu.
Mengenali karakter anak, penting untuk dicatat. Anak semakin dewasa, semakin kentara juga karakternya yang bermunculan. Yang tanpa disadari, hlo, anakku kok pemarah ya, anakku kok usil ya, sebagai contoh.
Iya juga sih, berasa baru kemarin melahirkan, sekarang anak pertama sudah semakin bertambah usia. Mulai bermunculan karakter anak, yang terkadang saya pikir dalam, cukup buat pusing juga ya ☺
Tingkat Aktivitas Anak
Sosialisasi
Apalagi soal makanan, bisa dikatakan cukup lama untuk bisa dibilang "yes" olehnya dari segi rasa dan tampilan. Kebetulan tastenya si kecil adalah manis. Segala jajan maunya yang ada manisnya, kalau lauk atau makan tidak demikian sih, gurih, renyah, dan ada kriuknya dia pasti suka sekali. Sampai sekarang, ikan lele goreng masih jadi favoritnya.
Mudah Beradaptasi
Kalau nginep begitu, si kecil sering menguji emaknye. Tempat bersih baru dia bisa bobok pules. Untuk makan, harus berulang kali sounding dan mengenalkan. Makanan baru, pasti si kecil tolak. Kalau ada teman sebaya atau sohib karibnya, makan bareng begitu kadang dia mau. PR bangetlah pokoknya.
Keteraturan
Kegigihan Anak
Banyak gerak, dan bisa dikatakan motorik kasarnya lebih cepat berkembang. Si kecil gigih, manakala melakukan aktivitas yang banyak prakteknya. Bikin jeruk peras, bantu emaknye mixer es krim, bantu emaknye mencuci baju, mencuci motor dan banyak hal lain terkait apapun yang saya lakukan ingin juga dia lakukan.
Awalnya ribet, lama-lama saya sadar diri. Ternyata keinginan besar anak buat to do apa yang ibunya lakukan bisa jadi perantara bondingtime sekaligus berkegiatan seru yang di dalamnya ada momentum belajar juga. Meski butuh waktu 10kali lipat lebih lama bila dikerjakan sendiri, karena ini enggak bakal terulang lagi, orangtua bisa memberikan waktu tersebut buat anak bereksplorasi.
Masha allah ya, menjadi ibu itu secara otomatis diberikan installan yang alamiah dari Allah. Sedini mungkin. Bisa menguasai banyak hal seiring berjalannya waktu. Termasuk memahami kemauan anak agar bisa menjadi perantara mendukung tumbuh kembang anak. Nikmat tiada tara yang enggak bakal bisa di definisikan oleh orang lain selain ibu.
Sebab itu, mengenali karakter anak sejak dini merupakan potensi baik. Yang bila diamalkan dan dinikmati prosesnya menjadi suatu keberkahan bagi orangtua. Melekatkan hubungan orangtua dan anak serta bakal mendapati banyak manfaat sebagai makhluk pembelajar sepanjang hayat, menjadi ibu.
Semoga kelak, ini menjadi bukti kecintaan kami kepadamu ya anak. Inilah catatan penting di jurnal bunda ketika emakmu ini mencatat perilaku unikmu sebagai bukti perjalanan emak menjadi ibumu.
Karakter anak memang unik dan berbeda setiap individunya dan dengan itu kita diberi kesempatan untuk mengenal sifat dan karakter itu
Salah satu pillow talk ku adalah masalah anak, yang makin lama makin paham bagaimana karakter anak kita. Makasih kak, sudah diarahkan...
Ngomong-ngomong mengenali karakter anak sejak usia balita menjadi hal yang penting ya, mba. Dengan begitu, kita sebagai orang tua menjadi tau apa saja yang dibutuhkan oleh si kecil. Dan, semoga kita sebagai orang tua selalu Allah mampukan untuk memberikan yang terbaik.
nikmati aja prosesnya, karena tidak semuanya dianugerahi anak, semoga Allah memampukan saya dan suami dapat menjaga amanah yang telah diberikan olehNya
Aku setuju mbak, jadi ibu itu walaupun super duper lelah tapi bener-bener anugerah terindah. Nikmat kayak gini emang gak bisa dirasakan sama mereka yang bukan ibu atau belum punya anak..
Jadi pas ada heboh-hebohnya childfree itu tuh aku cuma senyumih aja lah. Wong dia ga ngerti kan, dijelasin model apapun keknya tetep gak ngerti kalo kekeuh gitu pendiriannya.. Hehehe