Inner Strength BISKUAT ACADEMY 2022, Bantu Wujudkan Mimpi Jadi Atlet Sepak Bola
Setiap anak adalah pembelajar tangguh sejati yang pantang menyerah (The Secret of Enlightening Prenting, h.8)
Memori indah yang tak akan terulang sama. Menjadi saksi di setiap perkembangan dan pertumbuhannya, sungguh membuat diri ini teramat bersyukur menikmati peran menjadi orangtua. Membersamainya belajar bersama. Mulai dari belajar mengucap kata “ayah dan bunda”, belajar duduk, merayap, berdiri hingga belajar berjalan dengan banyak kali kegagalan yang membuat bayi laki-lakiku terjatuh.
Bangun dan coba terus. Seolah, dia tak pernah merasakan yang namanya pantang menyerah. Bahkan mencoba berulang kali hingga dia bisa melakukannya sendiri.
Setiap Anak Membawa Fitrah Potensi Baik Sejak Lahir
Potensi baik dalam diri manusia yang ada dari sejak dalam kandungan adalah potensi belajar hingga piawai.“Bunda, kenapa matahari bersinar di pagi hari?”
“Bunda, kenapa kita harus sekolah?”
Termasuk kalau ditanya soal mimpi “mau jadi apa jika sudah besar nanti?”. Jawaban yang seringkali berubah dari mulutnya. Maklum, baru berusia empat tahun lebih jadi jawabannya sering gonta-ganti.
Tak hanya sebatas soal mimpi, obrolan yang kerap aku munculkan untuk memantik semangatnya dalam bermain sekaligus belajar. Secara, cepat banget waktu berjalan, tak terasa akan memasuki usia kelima, sejak kelahirannya di tahun 2018.
Seringpula mengamati perkembangan motorik halus dan kasarnya. Yang setelah aku cermati, si kecil lebih dominan motorik kasarnya yang cepat berkembang ketimbang motorik halusnya. Aktivitas bermain yang lebih dominan dikuasai, banyak gerak lebih disukai si kecil daripada duduk berjam-jam untuk mewarnai maupun menulis. Hmmmm.
Bermain kejar-kejaran, kuda-kudaan, sepedaan bahkan bermain sepakbola nonstop selama dua jam tak membuatnya merasa capek. Justru yang capek adalah teman bermainnya. Aku dan suami, Merasa ngos-ngosan ketika harus bergantian menjadi teman bermain sepak bola.
Setiap anak membawa fitrah potensi baik sejak lahir. Maka tugas kita (sebagai orangtua) menjaga potensi baik (kekuatan baik dari dalam atau disebut inner strenght) itu agar tetap baik dan bahkan menjadi lebih baik bukan dengan merusaknya. Berlelah-lelah sedikit tak apa-apa ya. Demi membersamai tumbuh kembang anak ke depannya. Apapun yang dia suka, mari kita dukung. Selama tidak berpotensi merusak dan berbahaya, memberikan ruang untuk anak bertumbuh dan belajar termasuk mendukung potensi baik, kekuatan dari dalam diri anak.
Usia dua tahun, saat sepak bola menjadi aktivitas idola turut menjadi tempat membentuk karakter anak. Memaknai arti kegagalan, coba terus dan coba lagi. Walau terkadang harus terdengar isak tangis karena gagal menandang bola, setidaknya si kecil belajar menikmati proses. Belajar menjadi pribadi tangguh untuk siap menghadapi tantangan hidup ketika gagal melakukan proses belajar demi mencapai kata “bisa”.
Karena terus dilakukan, bermain sambil belajar, kemampuan (skill) rmainnya juga meningkat. Semakin bertambah usia dan sering bermain sepak bola, si kecil sudah bisa menggiring bola, mengarahkan dan merebut bola layaknya anak-anak kecil lain. Gerak langkah kakinya lebih mengarah saat mengover bola ke lawan maupun saat menendang.
Aaaah, ingatanku sontak kembali pada memori saat si kecil memasuki usia dua tahun. Masa-masa ketika si kecil begitu lucunya bergerak dan bereskpresi dengan segala tingkahnya.
Beda Cerita dengan Hobi Adik Laki-Laki
Bila Om Irfan (Adik laki-lakiku) beneran jadi atlet sepak bola, aku bisa menceritakan lebih leluasa prestasi Om Irfan ke kamu ya nak.
Dalam pikiran Om Irfan, mungkin dia hanya berpikir, yang penting dia senang menikmati hobi yang disukainya. Tanpa berpikir panjang apakah sepak bola bisa memberikan hidup untuk kehidupannya di masa mendatang ? Apakah dengan menjadi atlet sepak bola bisa dijadikan sebagai profesi utama ke depannya?.
Pikiranku juga menyudut ke arah sana. Bagaimana nantinya bila adik laki-lakiku memilih menjadi atlet sepakbola sebagai profesi utamanya? Apakah cukup gaji atlet sepak bola memberikan kesejahteraan yang layak demi keberlangsungan keuangan masa depannya?
Biarkan saja mimpinya begitu liar. Menemukan jalan pulang yang bakal membawanya pada sebuah kata ‘kepuasan lahir dan batin” bila dia bekerja sesuai dengan hobi yang dimiliki. Ketimbang menjalani profesi yang bukan dari hati nurani justru bakal menyiksa diri. Bekerjapun menjadi tak ada nilainya karena menjalaninya dengan keterpaksaan.
Ya, aku berusaha memahami jalan pikiran adik laki-lakiku. Terus memberikan dukungan atas apa yang dipilihnya dan tetap memberikan arahan agar dia benar-benar bertanggungjawab atas pilihan yang sudah menjadi proritasnya.
Terus Berusaha, Melambungkan Doa Menggapai Mimpi Besar Nanti
Mimpi berhak dimiliki oleh siapapun tanpa memandang status
Modal optimis, segala aral lintang termasuk keterbatasan kami mendukung secara materiil tak menyurutkan semangatnya untuk terus maju. Bahkan untuk membeli baju olahraga dan sepatu sepak bola, Om Irfan harus menabung uang sakunya demi bisa membeli perlengkapan berlatihnya.
Termasuk biaya untuk ikut club dan les privat dengan pelatih belum kami tempuh. Dengan berlatih bareng teman sefrekuensi dan ikut aktif dalam pertandingan di sekolah, cukup membuat Om Irfan senang menikmati hobi bermain sepak bola. Aku rasa, jalan kehidupan yang serba cukup membuat Om Irfan lebih memaknai arti dari sebuah perjuangan untuk tetap survive.
Sekolah Bola Online BISKUAT ACADEMY 2022
Kekuatan dalam diri seseorang (anak) membawa potensi baik sesuai fitrahnya.
Olahraga bisa mengasah jiwa sportivitas. Mengajarkan arti berjuang, melawan tanpa menendang maupun sikut-sikutan. Om Irfan punya potensi dan tekad kuat. Kemampuan non akademik ini bisa menutupi kemampuan akademiknya yang bisa dikatakan kurang.
Maklum anak laki-laki harus punya skill tambahan sebagai bekal kelak di masa depan. Skill tetap dibutuhkan untuk menunjang karir di masa depan. Dengan adanya peluang bergabung di club sepak bola maupun pelatihan khusus dari atlet berpengalaman, aku semakin optimis, ini juga bisa jadi jalan untuk membentuk karakter adik jadi pribadi yang pemberani, baik hati, tangguh dan lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki ketika harus berinteraksi dengan banyak orang.
Selain membutuhkan skill agar dapat menjadi pemain sepak bola handal, generasi muda juga perlu memiliki karakter kuat dan positif.
Pemberani, Om Irfan bisa mengasah kemampuannya untuk tampil depan banyak orang tanpa merasa malu atau minder. Setiap diri pasti memiliki kekuatan diri mana yang bisa kita tonjolkan. Melalui sepak bola, keberanian bakal muncul ibarat dalam sebuah pertandingan keberanian untuk menjaga ketahanan gawang harus dipertaruhkan. Agar tidak kebobolan gol yang membuat lawan senang.
Baik Hati, olah raga sepak bola mengajarkan sportivitas. Karakter ini juga yang bakal bisa diasah untuk membentuk pribadi yang baik hati, tidak menyakiti orang lain. Mampu menunjukkan kemenangan dengan usaha yang maksimal.
Tangguh, bermain sepak bola, sedikit banyak telah menyumbangkan jiwa tangguh untuk terus berusaha mencetak gol ke gawang. Bahwa setiap rintangan, harus dihadapi dengan mental yang kuat. Seberapa tangguh menjaga benteng keamanan, untuk tidak memberikan kesempatan sekalipun lawan mencetak gol kemenangan.
Percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain. Setiap pemain, termasuk Om Irfan mampu menunjukkan skill bermainnya, bahkan bisa menjadi ajang untuk menunjukkan kekuatan dirinya di depan banyak orang. Percaya diri, dengan kemampuan yang dimiliki.
Bila seorang pelatih bisa membantu mengembangkan potensi baik, kekuatan baik dari dalam (inner strength) anak dapat menghasilkan perubahan maksimal dalam pengembangan olahraga sepak bola dan sekalligus mengembangkan karakter positif anak.
Posting Komentar