Review Cerpen Bagaikan Gunting dalam Lipatan
Bagaikan gunting dalam lipatan, cerpen yang ditulis oleh kak Fitriatri Arina Manasikana membuat saya ikut jengkel dan marah. Kebaikan seseorang tak selalu baik dibelakang. Nyatanya, Ghofur telah melakukan hal yang aku maksud.
Orang yang berilmu belum tentu beriman. Orang yang beriman pasti berilmu
Ungkapan yang tepat untuk memberikan kalimat sanggahan dari cerita pendek "bagaikan gunting dalam lipatan". Sudah tahu milik orang masih saja dirampas dengan cara menusuk dari belakang. Hah
Oke, yuk baca sampai tuntas ya. Aku rasa kamu bakal bisa menilai dengan sendirinya setelah membaca ulasanku Tetang isi ceritanya beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen.
Tema Cerpen
Sangat relevan dengan bau-bau masalah dalam menjalin sebuah hubungan. Percintaan tetap menjadi idola bahan bacaan yang bagus untuk diurai. Sama dengan cerpen bagaikan gunting dalam lipatan. Tema percintaan yang membuat kita paham apa arti dari perjuangan mengupayakan cinta untuk bisa naik level ke jenjang berikutnya. Yaitu pernikahan.
Tokoh dalam cerita pendek Bagaikan gunting dalam lipatan
Tokoh utamanya seorang laki-laki desa yang suka membantu ayahnya bertani. Ialah Dhika, pemuda desa yang rajin bertani sebagai tokoh protagonis .
Keberadaannya memang sederhana kalau urusan harta kekayaan, tapi dia adalah pemuda baik dan memiliki kekasih hati bernama Hasna. Bisa dibilang Hasna ini juga protagonis kedua, tokoh utama yang jadi rebutan.
Bapak Dhika juga mendukung hubungan mereka berdua.Tokoh yang bersikap sebagai ayah sekigus support sistem Dhika. Bahkan Dhika sering menceritakan soal Hasna yang membalas surat cintanya dengan mengirim balasan lewat siaran radio. Ya, Hasna kirim pesan cinta buat kekasih hatinya ( Dhika) lewat siaran radio.
Hasna sebagai kekasih hati Dhika, Ghofur sebagai sepupu Dhika berperan sebagai tokoh antagonis. Yang menimbulkan konflik dan penyebab gagal menikah antara Hasna dan Dihina. Adik Salim, Bapak dan Emak Dhika tokoh pendukung dan sesekali muncul dikehidupan Dhika. Kakek Hasna merupakan antagonis kedua. Kakek enggak setuju jika Hasna sama Dhika.
Sudut Pandang
Cerpen ini mudah dipahami, nyatanya bikin gemesh aku sebagai pembaca ingin juga ikut-ikutan Dhika memarahi Ghofur. Orang yang dinilai baik ternyata ada niat buruk dibelakang. Huft, aku rasa sangat tepat juga penulis mengambil sudut pandang orang pertama dalam cerita pendek tersebut. Selain lebih mudah bikin pembaca paham, enak juga bahasa yang digunakan.
Gaya Bahasa
Gaya bahasanya cenderung santai, membuat aku membayangkan sosok Hasna yang sesungguhnya. Cerpen anak muda banget kalau aku menyebutnya.
Alur
Mengenai alur, aku rasa ini cenderung alur maju. Sebab klimak cerita ada di akhir. Awal-awal sih ceritanya manis. Nggak bakalan tahu juga kalau endingnya ternyata berakhir dengan kalimat end. Jika cinta enggak berpihak, biarkan dia jadi kenangan. Nyesek ya gaes.
Latar Cerita Pendek
Kejadian apa yang diceritakan ini menggambarkan di sebuah desa yang mana petani adalah mata pencaharian sebagai besar penduduk disana. Sedangkan pekerjaan dengan status pendidikan tinggi, bisa dihitung.
Amanat
Soal perjalanan cinta ini menang kita enggak bakalan tahu ya, akan berakhir manis atau pahit. Yang menjadikan pertanyaan itu muncul , kenapa tahta dan harta masih menjadi patokan orang pada umumnya bahwa tajirnya seseorang itulah yang menentukan orang tersebut berkuasa untuk memiliki cinta.
Andai Ghofur ini paham perasaan Dhika, kalau sudah tahu Hasna ini pacar orang kenapa sih harus merebut kekasih hati saudara sendiri dengan cara diam-diam. Aku ingat betul penekanan kalimat Ghofur kepada Dhika yang menanyakan kapan akan menikahi Hasna. Saat di jawab Dhika "mungkin tahun depan". Ternyata Ghofur menggunakan jurus cekatan dengan merayu kakek Hasna untuk meminang cucu semata wayangnya itu untuk dinikahi. Kolotnya, Kakek Hasna lebih memilih Ghofur untuk menjadi suami Hasna sebab lulusan sarjana pertanian dan sudah diterima jadi PNS.
Apa mau dikata, saat Dhika tahu dari Hasna dari undangan yang disebarnya. Tahu akan anama Ghofur diundangan tersebut, calon mempelai laki-laki yang bakal menjadi suami kekasihnya itu. Aaaarrrrgh, ingin marah tentunya. Namun, keadaan tak bisa diupayakan.
Pesan Moral
Jika dicermati dari sisi agama, saat sudah tahu itu hak milik orang lain, setidaknya jangan dirampas dengan cara paksa. sebab soal hati enggak bisa dipaksa. Apalagi itu kisah cintanya orang terdekat kita dan masih saudara. Nyesek jika benar-benar terjadi. Cerpen bagaikan gunting dalam lipatan ini mengajarkan kita untuk melepaskan kenangan akan cinta yang pernah menghampiri. Namun, kita enggak bisa menghadang juga saat cinta itu datang secara tiba-tiba.
Alasan memilih cerita ini, saat tahu judulnyabuat penasaran untuk dibaca sampai lanjut. Eh, beneran ceritanya memberikan kejutan di akhir-akhir.
Gimana teman, penasaran ingin baca langsung nggak ceritanya ? Langsung saja meluncur ke ngodom.com dan cari cerpen berjudul bagaikan gunting dalam lipatan
Btw, cover cerpennya matching matching sekali warnanya ya kak