Pengalaman Pertama Jadi Panitia MPLS
Baru tahun ini aku tergabung dalam panitia MPLS. Tahun sebelumnya menjadi hikmah bersama sebab di tahun awal mengajar dan back to school kondisi tanah air masih dilanda pandemi.
Menyambut dengan tangan terbuka saat tergabung dalam kepanitiaan di sekolah. Sembari adaptasi dan meraba akan ada hal menarik apa yang bisa aku pelajari disini.
Bersama teman mengajar sesama prodi BK, aku dapat jatah masuk ruang siswa baru untuk mengisi materi 3 dengan topik Belajar Efektif. Setiap guru yang bertugas mendapatkan hard copy materi yang telah disiapkan oleh panitia. Wow, padahal aku juga sudah menyiapkannya sehari sebelumnya dengan print sendiri..Oke, tak mengapa.
Usai mengerjakan perangkat tambahan yang aku kerjakan bareng teman, baca-baca materi dulu sebelum masuk ruangan buat isi materi..Secara, ini perfom kali pertama tentunya ingin tampil baik di depan siswa baru. Ini juga sama dakukan oleh teman pendidik lain kok, he.
Awal masuk Ruang Sepuluh, Bagaimana Sensasinya ?
Sebenarnya, nama setiap ruangan ini dinamai dengan satu sikap yang menunjukkan profil pelajar Pancasila. Namun, aku lupa nama ruang yang aku masuki di jadwal yang tertera dengan Ruang 10.
Ruangan cukup padat diisi oleh peserta didik laki dan perempuan..Kalau diprediksi sekitar 33-36 orang yang duduk di bangku kelas dengan masih mengenakan seragam putih merah.
Memberikan salam, memperkenalkan diri dan cusss, langsung ke materi. Diawali dengan ice breaking sejenak buat refresh otak untuk fokus pada materi yang bakal aku berikan.
Yuhuuu, ada satu peserta didik yang saat bermain ice breaking dia kurang fokus. Melakukan tak sesuai instruksi yang aku berikan..Jadilah dia sebagai umpan apik untuk aku panggil ke depan buat perkenalan. Lumayan, membuat suasana jadi lebih santai. Mereka bisa diajak interaksi dengan baik meski sesekali mereka ada yang mengantuk, melamun dan ngobrol sendiri. So far, mengapresiasi sikap mereka juga bagi peserta didik yang berani mengangkat tangan saat aku beri pertanyaan yang ditujukan untuk satu kelas. Applause.
Menyampaikan Materi Belajar Efektif
Aku buka dengan beberapa pertanyaan terkait materi pendukung. Sekaligus cek ombak dan ingin tahu juga bagaimana proses kreatif mereka dalam mengupayakan belajar efektif.
Menanyakan perihal durasi lama mereka belajar, waktu produktif mereka belajar, jam tidur, dan kondisi fisik mereka saat belajar itu setelah apa ? Bermacam-macam jawaban mereka. Hingga aku memiliki penilaian pertama bahwa belajrnya anak jaman sekarang memang harus ada aktivitas penyemangat yang tak lain adalah bermain media sosial tiktok, nonton anime, nge-game sudah jadi budaya yang mereka lakukan untuk asah otak. Mengapa ? rasa -rasanya enggak ada tuh peserta didik yang menjawab, " saya Bu, yang membuat jadwal rutinitas aktivitas sehari-hari buat mendukung proses belajar". Rata-rata dari mereka menjawab ya, pokok meluangkan waktu untuk belajar..Entah itu 1 jam, setengah jam, dua puluh menit atau sepuluh menit sekalipun.
Aku memberikan intervensi kepada mereka bahwa dalam satu hari harus ada waktu yang cukup buat tubuh beristirahat dari segala aktivitas yang bersinggungan dengan gadget. Sebab kebiasaan merek berselancar di media sosial sudah jadi budaya anak jaman sekarang. Harus pandai mengatur waktu, berperan dan sadar diri akan rasa cinta terhadap diri. Menyeimbangkan aktivitas belajar di sekolah, di rumah dengan aktivitas bermain media sosial.
Sangat menyenangkan bisa masuk di ruang sepuluh, peserta didiknya bisa diajak kompromi. Jadi, aku enggak hening ketika melempar pertanyaan enggak da yang berani menjawab. Alhamdulillah, kondisi itu tidak aku temui untuk hari pertama MPLS. Good job, semoga next bisa jadi referensi buat penyemangat kedepannya. Proses interactive dalam mengajar di kelas supaya ada timbal balik yang memberikan respon bahwa mereka memperhatikan..
Jadi ingat dulu setiap kali aku jadi peserta mpls bawaannya tegang mulu, wkwkwk. Maklum soalnya lingkungan baru dan aku susah bergaul