Membangun Koneksi dan Komunikasi dalam Membina Rumah Tangga
Tak menyangka, kini saya menghadapi status hubungan berjarak jauh alias long distance marriage sama suami. Walau terpisah jarak selama 5 hari (dalam seminggu) antara Surabaya dan Kediri, status ini kembali terulang seperti pas jadi manten baru dan keluar anak satu. Jarak memisahkan kami sementara waktu.
sumber gambar freepik, diolah by canva oleh windi |
Yap, Kembali seperti dua tahun lalu, bersama ini kami terus berusaha memotret momen bahagia di empat tahun pernikahan ini. Jika tulisan ini lebih ke curhatan, semoga tidak bosan untuk dibaca sampai selesai ya.
Manusia hanya berencana dan berusaha, Tuhan sebaik-baik pengatur untuk takdir setiap hambanya.
Sebagai workingmom dengan seorang putra, saya enggak mau peran ayah dalam pengasuhan minim kontribusi dalam mendidik anak. Si kecil memang lebih banyak bersama saya untuk keseharian, meski demikian kami berusaha mengutamakan hak anak terpenuhi. Mengingat keadaan kami berdua sama-sama bekerja menjalankan tugas di luar rumah dari pagi sampai sore di hari efektif.
Memanfaatkan momen weekand, tanggal merah dan hari besar untuk mengikat waktu menjadi highlight kami untuk melakukan aktivitas bertiga. Entah main bareng ke taman, pergi liburan, ke playground atau sebatas makan bersama dan nonton TV bertiga.
Merajut Kasih Menyongsong Masa Depan
Suami typikal orang yang perfect, apalagi soal tumbuh kembang anak. Istri wajib mengetahui setiap prosesnya.
Awal menikah sampai sekarang, tak segan suami menegur saya jika kebutuhan anak, lalai saya perhatikan dan memenuhinya. Sebagai contoh soal isi perut. Anak nggak mau makan sayur, bosan makan atau hal lain seperti anak tantrum, nggak ngaji, anak di kasih permen dan kebiasaan lain yang dianggap itu tidak banget menurut suami, nasehat A sampai Z bakal keluar dari mulutnya.
Itu dulu,,,, jauh saat saya belum sepemahaman dalam mendidik anak. Dampak dari ketidakkompakan tersebut, yang ada anak tumbuh manja dan sering cari penolong atas segala kebutuhannya pada salah satu dari kami. Sekarang sudah berbeda, yang saya rasakan, anak lebih mudah diatur, diarahkan dan kerab memperlihatkan sikap lebih baik dari sebelumnya.
Berkah dari long distance marriage kali ya, yang awalnya anak manja banget sekarang si kecil lebih matang dalam mengelola emosi dan tantrumnya berkurang banyak. Menyaksikan perkembangannya sih lumayan banyak progressnya, meski demikian sifat rengekannya masih jadi andalan ketika si kecil minta mainan yang tak segera dibelikan.
Apapun kondisinya saat ini, keadaan mengajarkan untuk saling menerima, berbenah, saling memberi agar tangki cinta bertiga tetap utuh macam rantai makanan yang saling berkesinambungan. Melakukan yang terbaik, saling percaya dan semeleh kepada sang pencipta, barangkali ke depan ada kerikil yang menyandung hal-hal positif lah yang selalu diingat
sumber gambar freepik, diolah by canva oleh windi |
Indahnya Komunikasi dalam Membina Bahtera Rumah Tangga
Bagi saya, komunikasi adalah segalanya. Yang menjembatani sebuah hubungan agar harmonis dan tetap kokoh meskipun dilalui banyak muatan (ujian kehidupan). Meski sandaran anak saat ini lebih besar berada di pundak saya, kerjasama dan komunikasi yang harmonis dengan suami tetap kami bangun. Now and forever.
Sama halnya juga membina komunikasi yang baik sama anak, obrolan yang bersifat dua arah sangat mujarab mengatasi segala masalah.
Urgensi menjalin komunikasi antara suami dan istri ternyata sangat penting untuk diperhatikan dan terus dipupuk. Tak melihat seberapa pendek usia pernikahan, tak seberapa banyak pula jumlah angka wedding anniversary.
sumber gambar freepik, diolah by canva oleh windi |
Ibarat sebuah insfrastruktur sebuah jaringan, ia harus kuat dan kokoh melayani berbagai jenis kebutuhan masyarakatnya, di daerah pelosok sekalipun.
Membina rumah tangga bisa dianalogikan seperti sebuah digital service, melayani sepenuh hati terhadap partner untuk bertumbuh. Melayani sepenuh hati makhluk kecil yang terus mengalami perkembangan di setiap fase usia pertumbuhannya. Hari per hari, lembar per lembar saat kita tulus memberi, suatu saat orang tersebut bakal menaruh rasa sayang terhadap kita.
Komunikasi yang baik sama halnya membangun koneksi yang kuat, sering berkomunikasi sama dengan menanam benih kasih sayang tak terhingga. Ibarat kota diperhatikan , didukung atas segala produktivitas yang kita lakukan.
Berdiskusi bersama partner hidup dalam mengasuh anak, menjadi suatu hal yang wajib dilakukan. Meski jarak memisahkan kerab juga saya menyampaikan isi hati. Pun sama dengan suami, saat ada koreksi dalam mengasuh sebagai istri saya siap memperbaiki.
Internet Menyatukan Kami
Ya, bisa dibilang saya dengan suami ini kenalnya ta'aruf. Mulai awal pedekate, ketemuan, lamaran hingga akhirnya sah jadi suami istri lantaran semua prosesnya didukung internet. Awal kenal kemudian menikah, menjalin hubungan jarak jauh sudah menjadi bumbu-bumbu kehidupan kami dalam membina rumah tangga. Kehadiran internet telah menyatukan kami berdua hingga menjadi bertiga.
Setiap malam, adalah jadwal rutin kami untuk saling mengecek kehadiran. Hehe, si ayah kangen anak, sedangkan si istri kangen suami. Begitulah serba serbi menjalani rumah tangga dengan status long distance marriage. Keseharian kami diliputi dengan kerinduan yang tak pernah terhitung.
dokumentasi pribadi - Video Callan sama ayah |
Momen video call by whatsapp menjadi andalan kami untuk tetap menjalin komunikasi yang baik. Menjadi momen terbaik kami untuk menyulam sebuah cinta kasih .Seringnya, ayah duluan yang chat dan menanyakan si kecil sedang apa. Bahkan masing-masing dari kami seakan paham jam dimana kami harus pegang ponsel. Hanya untuk mengecek pesan masuk dan berharap video call segera beraksi.
Tak jarang pula, saya kirim foto anak ke suami supaya penat si ayah terkurangi mengingat kerjaan sekarang cenderung membuat nya lebih berpikir keras dari sebelumnya. Hal lain, sering kirim cerita lucu dan menggemaskan soal sang buah hati, agar suami terhibur.
Ponsel, sekarang menjadi alat vital untuk menjalin komunikasi harmonis untuk kami bertiga.
Merajut Kasih Meluangkan Waktu untuk Quality Time Bersama
Sebelum ada kehadiran makhluk kecil berikutnya, kami berusaha mengisi tanki cinta si kecil sesuai porsi. memenuhi segala haknya agar di usia emasnya terpenuhi secara cukup.
Berperan sebagai ayah dan ibu yang baik bagi sang buah hati. Tak lelah memberikan kasih sayang dan perhatian penuh kepadanya. Seketika saya berdoa, semoga untaian doa kami senantiasa di dengar dan dikabulkan sama Tuhan. Aamiin.
Membaca nyaring bersama. Aktivitas sebelum tidur yang terus kami usahakan untuk mencapai konsisten sampai ia tumbuh dewasa.
dokumentasi pribadi |
Main ke playground. Pergi bertiga untuk menemani si kecil main bola, plosodan, main pasir dan lainnya sampai dia puas dan mau di ajak pulang.
dokumentasi pribadi |
Pergi berlibur ke tempat wisata. Yap, biasanya ada jadwal rutin yang kami jadwalkan untuk mengajak si kecil berkunjung ke tempat wisata. Biar dia belajar memahami transportasi umum, mengenal lingkungan serta mengikat moment untuk dia ingat kembali melalui sebuah foto. Sampai-sampai saya buat Instagram khusus yang berisi segala aktivitasnya bersama kami sejak dalam perut sampai sekarang.
dokumentasi pribadi |
Makan Bareng. Aktivitas sederhana yang sangat membantu kami untuk saling menyatu dalam sebuah kebersamaan. Disitu, kami ngobrol dengan bebas, menceritakan apa yang telah dilakukan, dan dirasakan. Membangun sebuah koneksi agar si kecil terbuka dan terbiasa menjadikan orangtuanya teman terbaik untuk berbagi segala rasa.
dokumentasi pribadi |
Rasanya banyak banget kekurangan dari apa yang telah kami perankan. Masih merasa belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan si kecil. Kami terus belajar. Tak jarang, sayapun sering menjelaskan kepada si kecil untuk memahami kondisi. Perasaan merasa bersalah terkadang melintas begitu saja tanpa mengenal waktu.
Berkaitan akan hal itu, saya sering berburu ilmu parenting secara online. Baik mengikuti acara di grup whatsapp, melalui zoom, mengikuti sharing live via Instagram, menyimak rekaman ulang di youtub bahkan gabung beberapa komunitas yang saya butuhkan serta ikut challenge untuk menambah quality time bersama si kecil.
Peran Internet Memudahkan Saya Menimba Ilmu Parenting
Menjadi orangtua itu enggak ada kurikulumnya. Menjadi orangtua itu enggak ada sekolahnya bahkan belajarnya sepanjang hayat tanpa batasan usia. Guna memudahkan saya mengakses segala informasi, menimba ilmu parenting bersama pakar dan ikut challenge pendukung, internet sangat membantu produktivitas saya.
1. Join Komunitas Parenting Ibu Millenial
Bertabur komunitas Positif yang bisa banget diikuti oleh semua ibu. Bahkan, saya ikut lebih dari satu grup dan komunitas untuk menambah jaringan, ilmu dan wawasan agar tak ketinggalan info seputar parenting. Pun saya mengikuti beberapa media sosialnya guna mengikuti perkembangan acara terbarunya.
2. Ikut Beberapa Event Virtual Secara Berkala
Mengingat sudah terlibat di beberapa komunitas parenting, memantau beberapa grup aktif telah saya lakukan. Mencermati event mana yang cocok dan sedang kami butuhkan. Kalau pas eventnya menarik dan jadwalnya pas, biasanya saya langsung isi gform.
dokumentasi pribadi |
3. Mengikuti Challenge Online
Yap, menantang diri untuk menumbuhkan kebiasaan baik dengan memberanikan diri mengikuti challenge ibu dan anak. Apapun itu, beberapa waktu tertentu saya meluangkan waktu untuk melakukan kids activity bersama si kecil.
dokumentasi pribadi |
Aktivitas berburu ilmu secara online menjadi sebuah rutinitas aktivitas tambahan sekaligus tempat saya untuk belajar. Mengingat tantangan mendidik anak semakin menantang, sebagai orangtua millenial harus siap menghadapi perubahan.
IndiHome Memberikan Segalanya
Tak heran, jika segala kebutuhan digital yang dibutuhkan manusia semua ada pada IndiHome.
Merupakan anak induk dari PT Telkom Indonesia, daerah pelosok akan tetap terjangkau oleh IndiHome. Berkat jaringan fiber optik 100% yang dimiliki, internet bisa dijangkau untuk memberikan nyala kehidupan masyarakat terdalam menikmati kehidupan.
Manfaat Internet sangatlah memberikan dampak nyata bagi kehidupan manusia..Saya sangat terbantu akan kehadiran internet di dunia. Menjalankan peran sebagai ibu bekerja juga ibu dan istri di rumah membangun komunikasi dan koneksi utuh dengan status pernikahan long distance merriage.
IndiHome mampu memberikan segalanya. Jangkauan internet yang dihasilkan, mampu memberikan dampak yang nyata bagi kehidupan manusia. Telah terbukti, ketika saya pergi ke Telkom terdekat, pelayanannya begitu memuaskan.
Kali pertama bertamu disana, saya dijelaskan panjang lebar manfaat IndiHome, paket internet yang bisa diambil, bagaimana cara membayar tagihan, hingga dibantu mengecek jaringan fiber optiknya masih ada slot apa tidak. Terdapat intervensi juga di awal yang menjadi bahan pertimbangan saya untuk melangkah.
Apalagi soal pembayaran tagihan, melalui aplikasi My IndiHome yang bisa diunduh di playstore, saya yang belum jadi pengguna juga bisa mengaksesnya. Saya dikasih lihat customer servicenya terkait keuntungan membayar tagihan lewat My IndiHome. Banyak bonus berupa point plus plus yang bisa ditukarkan dan mendapatkan benefit sebagai pelanggan.
Dan, ketika saya tanya terhadap tiga teman/saudara yang menggunakan IndiHome mereka sangat terbantu atas kehadiran penyedia layanan internet ini. Ketiganya menggunakan paket internet saja, meskipun sebenarnya layanan digital ini juga menyediakan telephone rumah dan TV interaktif dengan berbagai pilihan paket tergantung kebutuhan.
Ketiganya mengaku, berkat IndiHome internet sampai di rumah mereka. Bagaimana dengan teman-teman, ada juga yang memiliki pengalaman menarik menggunakan IndiHome ?
Membangun koneksi dan komunikasi dalam membina rumah tangga menjadi hal penting yang harus terus dipupuk. Kami bukan teladan utama mengenai hal ini, setidaknya kami terus berusaha untuk membingkai rumah tangga kami dengan sebaik-baiknya walau jarak kerab memisahkan kita.