Six of The Big Why Menulis di Blog ?
Daftar Isi
Tak pernah berfikir blog saya berdomain dan terjun menjadi bloger. Dulu, punya blog hanya sebatas iseng karena merasa introvert banget sehingga nulis curhatan di platform online.
Memilih blog karena bisa nulis sepuasnya, dan pada waktu itu masih rajin otak-atik permak blog secara otodidak.
Lama vakum menulis di blog, tahun 2020 saya aktifkan lagi blog lawas sejak pertama kali buat di tahun 2012 akhir.
Secara, saya sudah menemukan the big why menulis di blog ? Selain beberapa sentilan yang saya uraikan di paragraf awal.
Penulis senior bilang, bahwa menulis itu untuk mengikat waktu, mengikat ilmu dan buat sejarah kehidupan ketika kita telah tiada nanti. Karena apa-apa yang kita tulis nanti juga akan dimintai pertanggungjawaban. Maka dari itu, jangan asal menulis jika kamu tak mempunyai big why kuat dalam diri mengapa memilih menulis.
The Big Why di Blog dan Conten Writer
Sebelumnya, materi mengapa menulis ini menjadi materi kedua dalam OPREC Batch 10 komunitas one day one post. Kak Florensia, selaku narasumber tersebut yang mulanya menjabat sebagai wakil ketua ODOP tahun 2022.
Usai moderator dan narasumber mengenalkan diri, materi di share dalam bentuk power point dan penjelasan mendalam oleh Kak Florensia. Canggihnya, narasumber ini seorang conten writer marketing yang telah bekerjasama dengan perusahaan tertentu dan juga menulis di sebuah blog.
Pada materi mengapa menulis ini, saya jadi tahu bahwa setiap penulis punya pangsa pasar sendiri. Blog berdomain sekaligus berbayar menjadi bukti nyata bahwa penulis bisa eksis dimanapun. Maksudnya ?, saat menjadi conten writer, tidak wajib kok mempunyai blog berdomain alias berbayar. Karena keberadaan mereka sudah sibuk bikin konten untuk orang lain sedangkan isi tulisan di blog sendiri kembang kempis. Karena prioritas mereka menulis untuk memenuhi artikel pesanan.
Akan sangat berbeda, jika kamu aktif menulis blog dan seorang bloger yang sudah pro. Otomatis kehidupan kamu akan langgeng jika personal branding terlihat melalui rekam jejak menulis di blog.
Sisi lain, ada juga yang menulis dengan menelurkan buku solo, buku antologi dan menulis di sebuah platform menulis lainnya seperti di wattpad, kompasiana, gurusiana, KBM App, medium, dll. Mulai dari sini semoga bisa dipahami ya, bahwa seorang writer itu ada peluang luas untuk terus bertumbuh dan eksis di dunianya. Bahwa setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri-sendiri. Melalui ini, saya lebih memilih menulis di blog dan sesekali ingin juga menelurkan antologi baru lagi.
My Big Why, Menulis di Blog
Pernah juga sih menulis bab mengapa menulis di blog pada artikel sebelumnya. Sekaligus merecall memori karena setiap pelatihan pasti ada materi bab ini. Tak apa ya, biar big why menulis di blog sering diingat dan dilakukan seara konsisten. Ibaratnya, big why ini tekad kuat yang mendasari kamu melakukan suatu hal akan kedepannya lebih serius dalam berkembang dan bertumbuh.
Awalnya, tidak pernah berfikir jauh kedepan bakal memiliki website personal dan berbayar serta menekuni dunia bloger sebelumnya. Punya blog, hanya buat curhat awalnya. Setelah mendalaminya dan tahu ilmunya, jadi penasaran ingin membuktikan bahwa menjadi bloger itu bisa mendatangkan cuan.
Bermula dari situlah saya berniat untuk produktif menulis dengan menjadi seorang bloger
Six of The Big Why Menulis di Blog
Enam poin yang saya tulis ini merupakan uraian materi mengapa menulis yang disampaikan kak Florensia yang saya kembangkan sendiri dan memang sesuai banget dengan alasan banyak penulis tak terkecuali saya juga.
1. Menulis sebagai Bentuk Menangkap dan Mengikat Ide/Gagasan
Setiap manusia pasti tiap harinya muncul ide/gagasan yang mempengaruhi kehidupannya. Hanya saja ada yang langsung ditulis, disimpan dalam otak atau kemudian diabaikan. Jika tak sempat menulis dalam tulisan panjang, menulis di jurnal atau buku catatan harian boleh juga. Menulis sama dengan mengikat waktu, mengikat ide/gagasan menjadi sumber wacana yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Tujuan Persuasif
Apa yang kamu tulis tentu ada unsur mempengaruhi untuk pembacanya, maka tulislah dengan baik sesuai unsur kejujuran dan isinya dapat dipertanggungjawabkan. Sama seperti iklan di televisi yang memiki tujuan mempengaruhi audiencenya, hanya saja kalau seorang penulis itu mempengaruhi pembacanya melalui tulisan.
3. Menyebarkan Informasi
Informasi merupakan sumber kehidupan yang menjadi penyambung hal apapun untuk menjadikan orang yang tidak tahu menjadi tahu. Sebarkan informasi positif yang membangun, mencerahkan dengan gaya unik masing-masing penulis sehingga kamu bisa mendapatkan ruang di hati pembacanya sendiri.
4. Mengekspresikan Diri dan Personal Branding
Jika tak menulis rasanya ada yang kurang memang. Melalui karya berupa tulisan penulis itu dikenal dan tetap hidup meskipun nanti sudah tiada. Buat karya tulisan dengan tulus yang mana pembaca akan selalu ingat akan karya-karyamu. Tanpa disadari, personal branding seorang penulis akan muncul dan kamu akan lebih diingat oleh pembaca siapakah dirimu ?. Menulis adalah ruang untuk mengekspresikan diri, memberikan rasa percaya diri untuk kamu dalam merangkaikan kata-kata yang terkumpul menjadi kalimat indah. Mewakili perasaan penulis yang disampaikan kepembaca dengan cara yang indah. Kreasikan karyamu dengan tulisan tanpa batas. Mungkin sebagai bentuk personal branding, bisa juga mengikuti perlombaan menulis untuk mengukur kemampuanmu seberapa jauh tulisanmu layak diakui.
5. Self Healing
Alasan untuk self healing ini benar sekali. Bahkan menjadi alasan terkuat saya untuk tetap waras menjalani kehidupan. Jika tak menulis rasanya ada yang kurang. Lebih enaknya sih, menulis dengan adanya tanpa paksaan. Tapi kalau sudah terbiasa dengan ritme dan keadaan yang membuatmu terpaksa akan lebih mudah menulis iya okay. Terutama yang berprofesi menjadi seorang pro bloger dan conten writer. Diburu deadline sudah menjadi hal biasa. Pada intinya, menulis sebagai self healing ini menjadi seorang penulis untuk bisa menjadi wahana penyembuhan, mencurahkan isi hati atau berekspresi dengan perasaan apapun itu. Asal tidak nyampah saja sih, buat orang merasa bahwa apa yang kamu sampaikan hanya sebatas diketahui orang. Bukan adanya tulisanmu orang mendapatkan suatu hal yang baru. Itu yang perlu diluruskan dan dibedakan.
6. Mencari Penghasilan
Alasan terakhir ini saya banget. Seperti yang sudah saya uraikan sedikit diawal bahwa saya menulis juga untuk mencari penghasilan. Meski bukan penghasilan utama tapi sebisa mungkin menulis diblog ini menjadi ruang saya untuk terus menjemput bahagia. Sisi lain sebagai ikhtiar saya membangun aset digital dimasa depan sih. Bahwa menjadi bloger maupun writer tak akan lekang oleh waktu. Hanya modal duduk depan laptop dan nulis kita bisa dibayar dengan uang.
Sebagai penutup, semoga kamu mendapatkan pencerahan atas apa yang selama ini kamu cari. The Big Why Menulis di Blog , menelurkan buku, menjadi penulis di platfom tertentu atau menulis menjadi alat penyambung profesimu saat ini ?. Jangan lupa cari big whymu untuk menjadi penulis yang mau seperti apa. Jika dengan menulis saja kamu bisa dibayar dengan uang, kenapa harus berkutat pada mindset bahwa menulis hanya untuk self healing semata. Sekarang kamu lebih berpihak yang mana ?