Sejarah Terbentuknya Komunitas One Day One Post
Deg deg serrrrr, saat narsum menyampaikan sedikit tentang sejarah. Bahkan peserta disuruh menjawab gambar yang di kirim di grup. Mau ikut menjawab tidak mengerti. Mau menjawab juga takut salah. Ambyar,,,,, akhirnya menjadi tim nyimak dan sering kasih emoticon like or love. Hehehe
Baru mencari celah dimana saya enjoy mengikuti kelas One Day One Post yang dimulai akhir bulan Mei lalu. Wah, saya harus punya jurus biar tidak kena tendangan deh. Bismillah.
Oke balik lagi ke pembahasan. Materi pertama yang disajikan panitia bersama narasumber kemarin malam yang bertepatan dengan sehari sebelum kelahiran Pancasila ini bikin saya deg-degan. Kalau membahas sejarah, saya rada pesimis bisa mengikuti apa tidak. Tapi, ternyata itu hanya bagian pembukaan saja.
Pada artikel ini, saya hanya mau berbagi kisah menarik tentang sejarah ODOP (one day one post) yang secara detail disampaikan oleh Kang Heru selaku maestronya ODOP dari masa ke masa.
Awal Mula Terbentuknya Komunitas One Day One Post
Muncul suatu ide dari salah seorang penulis aktif di media online Kompasiana merasakan bahwa server di Kompasiana ini semakin Berat. Penulis tersebut ialah Bang Shaiha, penulis aktif yang setiap hari selalu memposting artikel di Kompasiana. Atas dasar kendala yang ia alami dari waktu ke waktu, Bang Shaiha ini memiliki ide untuk berkreasi melalui media lain bernama Blog. Meski ada sedikit perbedaan antara blog dengan situs online yang biasanya menjadi tempat berkreasinya, ia berusaha menekuninya dengan baik. Mengajak teman sefrekuensi untuk beralih menulis di blog.
Ada titik kenikmatan yang menjadi ruang Bang Shaiha untuk terus menulis dengan cara menyenangkan. Atas dasar itu, beliau berinisiatif membuat suatu wadah untuk membuat konten setiap hari minimal satu artikel yang ditayangkan sebagai bentuk mengikat waktu dan pengalaman. Terbentuklah ODOP (One Day One Post) sebagai ruang bertumbuh untuk terus berkarya. Setahun berjalannya ODOP, Bang Shaiha ingin mengajak teman penulis secara luas untuk menjadi peserta angkatan pertama pada tahun 2015.
Namun,,,,
Dua tahun perjalanan ODOP, komunitas ini mengalami pasang surut. Dikarenakan Bang Shaiha juga menekuni bidang lain yaitu bisnis online yang ternyata cukup menyita waktu, katanya.
Mungkin juga secara penghasilan lebih besar dari bisnis online kali ya, sehingga beliau mengundurkan diri dari peredaran komunitas ODOP dan menyatakan tidak aktif lagi disana.
Bahkan ada wacana, sebaiknya ODOP ini lebih baik diarsipkan. Sementara melihat perkembangan benih-benih member ODOP yang terus ada peningkatan, disayangkan jika komunitas tersebut nanti akhirnya bubar alias mati. Berkaitan akan hal itu, dibentuklah kepengurusan periode pertama dimana nahkoda komunitas one day one post ini diamanahkan kepada Bang Heru.
Masha Allah ya, cukup tegang juga menuliskan kembali sejarah ODOP dari apa yang saya simak pada selasa (31/5) malam kemarin. Membuat mata melek betapa effortnya mereka yang menyaksikan bagaimana ODOP bertumbuh dan masih ada sampai sekarang.
Komitmen Komunitas One Day One Post Patut Diapresiasi
Memang benar apa yang disampaikan oleh Kang Heru, penulis aktif yang telah menyabet banyak penghargaan lomba menulis cerpen ini mengatakan, One Day One Post bukan satu-satunya komunitas penulis yang lahir di bumi pertiwi. Namun keberadaanya patut diacungi jempol dimana komitmen yang diusung oleh komunitas sangat membuka peluang besar untuk penulis pemula dan siapapun bertumbuh bersama.
Asal konsisten dan mengikuti rule yang telah dibuat sih. Komunitas ini berkomitmen bahwa meskipun tidak memungut sepeserpun biaya untuk peserta yang mau bergabung, mereka bertekad melahirkan generasi peradaban yang tak bosan dalam berkarya, berprestasi dan terus belajar menjadi contoh teladan yang membawa keberkahan. Selain itu, mimpi-mimpi yang telah dirancang bagus oleh para pemrakarsa, pengurus dan mungkin para pendahulunya, ODOP harus terus menyala untuk menjadi besar kedepannya. Ibarat "Duduk sama rendah, Berdiri sama tinggi dengan komunitas lain".
Mari tepuk tangan 👏👏👏👏👏 😃
Turut bangga mendengarkan kalimat membangkitkan yang dilontarkan langsung oleh Kang Heru yang ternyata beliau ini orang Nganjuk. Sangat dekat dengan tempat tinggal saya. (intermezo ya).
Bahasa kerennya, penulis hebat, keren, tangguh, berprestasi dan unggul akan dicetak mulai dari komunitas ODOP ini. Semoga pilihan saya ini sangat tepat ya, ikut kelas ODOP sudah menjadi waiting list kelas gratis menulis yang sudah saya idamkan setahun lalu.
Apa Bedanya Kelas One Day One Post dengan Kelas Lainnya ?
Penasaran nggak sih, saat melihat alumni kelas ODOP pada keren-keren sedangkan kita hanya melihat kesuksesan mereka tiba-tiba ingin keren seperti mereka ?
Keren disini saya jabarkan ya. Diantaranya konsisten menulis, terus berkarya, jaringannya luas, mudah mendapatkan cuan, prestasi bertaburan, manggung sana-sini alias dapat job bertubi-tubi. Hmmmm, ingin juga dong mengikuti jejak mereka para alumni dengan cara yang menyenangkan tentunya. Bismillah, meluruskan niat untuk ibadah ya. Biar nulisnya tidak karena ingin dipuji, digaji atau diapresiasi saja. Melainkan tetap mengutamakan ruhnya seorang penulis yaitu agar konsisten menulis, mengikat ilmu demi meluaskan kebermanfaatan.
Oke, balik lagi ke topik kecil diatas. Bedanya kelas ODOP dengan kelas lainnya adalah :
Nantinya akan diajarkan bagaimana menulis dengan benar antara genre fiksi dan non fiksi.
- Akan diajarkan menulis sampai tingkat lanjut. Tentunya jika lolos ke tahap berikutnya ya. Karena sistem kelasnya ada eliminasi bagi peserta yang tidak memenuhi skor atau angka akumulasi dalam dua minggu sekali.
- Akan ada kelas lanjutan untuk peserta yang lolos ODOP. Nah, semakin jelas kan .
- Ada kelas untuk alumni yang telah disediakan sebagai ruang berkarya sampai nanti. Seperti : ODOP tembus media, ODOP Bloger Squad (Bagaimana menulis di blog secara continue), RWC, ODOP nulis buku, RCO (Reading challenge ODOP) berisi kelas tantangan membaca serta adanya bimbingan meningkatkan daya baca terhadap buku)
Kelas One Day One Post, Pilihan Tepat untuk Penulis Pemula dan Siapapun yang Mengaku Seorang Penulis
Kelas serasa dalam sebuah perlombaan besar memperebutkan nominasi permata dimana peserta masuk dalam masa karantina yang didalamnya ada materi bertahap yang akan didapat kan peserta yang lolos.
Selama posting tulisan setiap hari satu artikel, peserta wajib setor tulisannya diblog kesayangan masing-masing. Setelahnya, peserta isi list setoran yang disediakan di grup, kemudian dianjurkan untuk blogwalking. Berkunjung ke sesama tulisan peserta lewat link yang dilist. Baru deh, isi form sebagai bukti peserta setoran tiap hari. Kalau punya hutang tulisan ya wajib dibayar. Bahkan kelas ini sangat bergengsi. Mengajarkan jiwa sportifitas dikarenakan keaktifan peserta dalam diskusi grup besar maupun kecil sangat diperhitungkan. Akan ada poin tambahan yang menjadi nilai plus.
Kelas ini cocok untuk siapapun , entah itu penulis, yang mau belajar menulis bahkan penulis berbakat sekalipun. Pasalnya, diakhir materi yang disampaikan oleh Kang Heru mengeluarkan slide berisi tulisan menyentuh yang intinya, Setiap apa yang kita tulis akan dimintai pertanggungjawabannya. Setinggi apapun ilmu kita, ingat bahwa kita juga pernah berada di fase belajar menulis dengan huruf kapital atau kalimat efektif saja kita belum tahu. Dan, sebanyak apapun prestasi kita dalam menulis berjalanlah dengan merunduk
Akhir kalimat, semoga adanya ulasan jujur dari apa yang saya dapat dari narasumber terpercaya bisa menjadi acuan atau gambaran teman-teman yang membaca tulisan saya ini. Semoga saya, kamu dan siapapun akan menjadi mutiara yang ikut menjadi bagian dari ODOP dan bertumbuh bersama. Aamiin, saling mendoakan ya teman-teman seperjuangan yang saat ini juga sedang satu kelas di ODOP Batch 10 ini.
Semoga kedepannya juga akan ada benih unggul lagi yang siap ikut kelas One Day One Post di next batch. Semoga bermanfaat
Apa waktu angkatan kemarin aku tidur dikelas jadi nggak nyimak ya hehhe
Btw, suka banget sama quote terakhit. Setiap tulisan kita akan dipertanggungjawabkan dan seterusnya.. Love bgt!