Jurnal Anak : Penyebab Anak Malas Berangkat Sekolah
Awal puasa ramadhan April (2022) lalu, Mas Andra sering protes jika disuruh sekolah. Saat mau diantar ke tempat selalu membuat alasan ini dan itu. Memunculkan sikap tantrum seperti marah, menangis dan menggoyang-nggoyangkan sepeda motor yang kami naiki. Agak ekstrim nih si kecil kalau marah. Sering membuat pusing emaknye sendiri. Huft.
Bagaimanapun keadaannya, semua harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Beginilah salah satu problem workingmom, penyebab anak malas berangkat sekolah menjadi perhatian penting yang harus diselesaikan dengan cara berdamai dengan keadaan.
Penyebab Anak Malas Berangkat Sekolah
Status baru bagi Mas Andra, siswa PAUD Tiara Sani (daycare kediri) sejak Mei 2022. Saya pindah kesini karena fulldaycare sebelumnya tidak ada PAUD dan teman sebanyanya Mas Andra rerata lebih kecil dari usianya. Saya baru menduga itu yang menjadi salah satu penyebabnya.
Hal lain, Saya mungkin terlalu pagi menaruhnya di daycare sedangkan tema-temannya pada berangkat siang. Perut belum terisi nasi dan mood yang tidak bagus. Padahal saya sudah sounding berulangkali, ngobrol dengannya banyak kali tetap saja nihil hasil. Selama ramadhan, saya juga sering tantrum mendapati kondisi mas Andra yang tidak stabil. Alhasil, setiap ke tempat penitipan itu Mas Andra selalu menangis.
Satu bulan itu saya observasi. Sekaligus mencermati perkembangannya selama belajar di daycare. Merasa sudah naik puncak dan mungkin sudah saatnya saya mengambil keputusan memindahkan Mas Andra ke tempat yang baru. Akhirnya saya tanya teman kerja dan meminta pertimbangan daycare mana yang cocok untuk mendukung perkembangan anak saya.
Tiara Sani, PAUD Plus Fulldaycare yang Cocok Untuk Workingmom dengan Basic Pendidikan Menawan Buat Orangtua Segan
Bismillah, semoga ini the best choice memilih daycare dan juga PAUD terbaik diantara pilihan lainnya. Harapan baru pasti ada, perubahan yang lebih baik untuk anak jadi prioritas. Apalagi menyesuaikan budget pemasukan untuk bayar sekolah anak tentu ada pertimbangan yang cukup panjang dan harus difikirkan secara matang. Berkaitan akan hal itu, saya memikirkan kondisi psikologis si kecil.
Bisa jadi, karena saya meninggalkannya bekerja tidak sejak bayi jadi rasa takut kehilangan orangtuanya meski hanya beberapa jam saja membuat Mas Andra kurang nyaman. Terlebih, bisa bertemu si Ayah juga seminggu sekali. Mungkin dia merasa orang yang menyayanginya menjadi jauh semua sehingga hal ini turut menjadi penyebab anak malas berangkat sekolah.
Sebulan lebih Mas Andra belajar di PAUD Tiara Sani. Alhamdulillah ada perubahan yang sangat signifikan. Awal-awal masuk disana dia sangat gembira. Lingkungan yang full arena bermain dan teman-teman yang lebih banyak dari sebelumnya membuat saya yakin juga melepaskannya dengan ringan saat saya tinggal kerja.
Selain itu, sikap pengasuh dan pendidiknya yang sangat ramah bisa membawa Mas Andra menjadi pribadi yang lebih menyenangkan. Perubahan yang nampak terasa dan terlihat adalah, saat saya jemput dia mau langsung pulang. Memberikan senyuman manisnya dan mau pakai jaket plus helm kemudian naik motor.
Berbeda jauh dengan sebelumnya. Jika saya jemput Mas Andra, setibanya disana dia sering berdalih minta ini dan itu serta minta makan jajan di tempat. Jadi, ketika saya butuh segera untuk cusss pulang ke rumah seringnya mengurai banyak emosi untuk menggiring Mas Andra bergegas on the way pulang.
Lelah hayati, melihat kejadian begini setiap hari membuat saya jenuh. Berkaitan akan hal itu, sayapun telah menuliskan jurnal anak setiap bulannya demi mengetahui rekam jejak Mas Andra menikmati perjalanan kehidupan ini. Berujung pasrah, ketika upaya telah saya lakukan sedangkan anak tetap saja tantrum dan mogok saat saya arahkan untuk bermain dan belajar dulu di daycare.
Cara Mengatasi Anak yang Tidak Mau Sekolah
Tak ada jurus khusus menghadapi anak PAUD yang tidak mau sekolah. Pasalnya saya pun sembari belajar lebih sabar lagi mengingat saya pun juga harus berbenah. Jadi, saya mencoba memenuhi haknya Mas Andra dulu sebelum saya tinggal bekerja.
Mengajak Mas Andra ke sekolah. Bermain sebentar dengannya, menyuapi serta memenuhi kebutuhan lainnya sembari sounding terus. Walau kenyatannya pun tak semudah membalikkan telapak tangan, saya berusaha sabar agar saat Mas Andra ke sekolah dia tidak membawa rasa amarah dan berefek tidak bagus untuk kedepannya. Hanya itu yang ada di dalam fikiran saya saat ini. Berusaha terus memahamkan Mas Andra beginilah kondisi orangtuanya. Jauh dari kakek dan nenek, jauh pula dari sanak saudara. Mungkin saya kehilangan waktu fokus bekerja 1-2 jam di pagi hari, namun sayapun ingin tetap menjadi teman terbaiknya disaat perasannya tak menentu.
Next, kita belajar bareng ya Mas Andra. Masih banyak yang mau Emak perbaiki. Agar semua berjalan dengan baik, dan Mas Andra juga lebih paham bahwa jalan kehidupan kita memang sedang begini. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan untuk setiap langkah kita ya.
June,07 13.50 WIB
Salut deh sama working mom yg masih terus concern dgn perkembangan anaknya
Cuma saat ngepsek, harus belajar berlapang dada dengan guru yang punya anak, sementara peraturan sekolah tidak membolehkan membawa anak. Ikut bantu cari PAUD atau daycare untuk mereka dll