Jurnal Anak : Menuliskan Jejak Perjalanan Anak, Perubahan Apa Saja Yang Terekam?
Masih konsisten menulis jurnal anak tidak?, atau malah kelupaan menuliskan perkembangan anak setiap harinya? Merekam perjalanan lucunya hingga usia baligh penting hlo.
Sayapun nulisnya tidak setiap hari kok, tiga bulan sekali, baru tulis di blog 😃
Nah, kali ini saya mau nulis jurnal anak bulan februari dan maret lalu.
Februari 2022, mas Andra sudah tidak merengek dan minta diperhatikan lebih saat saya antar ke daycare. Biasanya dia protes dengan segala dalihnya. Mencari cara agar emak gagal mengantarkan dia ke tempat penitipan.
Mungkin sebulan lalu (Januari), dia sedang beradaptasi kenapa ayah dan emaknya sibuk kerja, sedangkan dia sama orang lain. Berasa orang yang disayanginya meninggalkan ia (sementara). Itu yang saya fahami sekilas kondisinya saat itu.
Emak faham kok nak, semoga kelak engkau faham apa yang kami lakukan demi masa depan. Alhamdulillah, drama berakhir. Februari awal dia sudah berubah menjadi lebih tenang dan tidak protes, pada intinya begitu.
Perlahan, Dia Mulai Memahami
Bersyukur sekali, mas Andra banyak perubahan sikap. Dia mulai mengerti saat diajak ngobrol dari hati ke hati. Mengikuti apa yang kami sounding ke mas Andra.
Termasuk sounding agar stop minta dibelikan bolu kukus berwarna ungu setiap pagi. Alhamdulillah, diapun mengikuti nasehat saya.
Biasanya saya konsisten memberikan sounding setiap apa-apa yang harus dibenahi dari sikapnya. Terutama saat perjalanan naik motor dari rumah ke sekolah. Saya lakukan berulang-ulang buat sounding dia, kok ya berpengaruh ke anak. Masha Allah.
Menyampaikan dengan jelas, sampai anak memberikan feed back bahwa informasi yang emak sampaikan dia mengerti. Misal, lain waktu dia tetap sama, sabar. Itu tandanya dia sedang berproses mengingat apa yang dulu emak soundingkan. Jangan terburu emosi apalagi menjustifikasi anak.
Menyampaikan pesan saat hatinya luluh. Kudu pas memang, ketika orangtua mau memasukkan nasehat atau wejangan biar terikat betul dalam memori anak. Salah satunya saat hati anak welcome alias tidak marah. Menggunakan bahasa yang lembut dan dia mengerti.
Beberapa hal yang saya nyatakan ini, saya rasakan betul sebagai ibu. Meski sayapun bekerja, bagaimanapun kondisinya, ingin tetap dekat dengan anak. Menjalin kedekatan dan komunikasi adalah kunci yang saya pegang.
Terlebih saat mas Andra demam 5 hari, sakit cukup parah waktu itu. Ada hikmah dibalik semuanya. Dengan sendirinya anak memahami bahwa kondisi kemarin pas sakit (Februari ) karena sering minum eskrim (salah satunya). Sampai sekarang, tercengang dengan perubahan mindset anak. Sama sekali dia tidak merengek minta es krim sepulang sekolah hlo.
Saya pernah menuliskan jurnal sakit mas Andra waktu itu, bisa di lihat disini.
Sekarang saya menjadi lebih tahu, anak punya daya ingat tajam hlo. Dimana saat orangtua lengah, dia berusaha meminta sekuat tenaga untuk menuruti keinginannya. Meskipun itu dilakukan dengan cara menangis, berteriak-teriak, dan bersikap menjengkelkan yang seringnya orangtuapun ikut tantrum.
Berawal dari situ, saya mulai mempelajari konsep ini.
Anak Sering Tantrum dan Minta Mainan
Merasa jebol keuangan,membeli barang yang tidak masuk di dalam list belanjaan. Mungkin bulan lalu-lalu hal ini masih menjadi catatan besar bagi saya. Pengeluaran menjadi gendut karena jajan anak banyak.
Apalagi saya sering mengalami anak tantrum minta dibelikan mainan atau es krim yang mana sebelumnya sudah membuat kesepakatan tentang apa yang dibeli nanti. Nyatanya, meski role playing ini sudah dilakukan, anak tetap merengek minta sesuatu diluar kesepakatan. Respon saya bagaimana ? jelas marah, nada meninggi dan merasa dibohongi anak.
Tapi tunggu dulu, bisa jadi anak belum faham konsep atau informasi yang kita sampaikan ke dia. Itulah yang menjadikan anak bersikap tidak sesuai kesepakatan.
Cukup lama saya belajar bab ini, dua bulan terakhir ini bisa dikatakan baru berhasil. Meski terkadang mas Andra tetap minta sesuatu saat saya ajak belanja ke swalayan terdekat.
Jika "Tidak", Dia Bilang "Tidak"
Kelebihan lain, ternyata ada. Sikap mas Andra yang egoisnya masih tinggi. Saat dia minta sesuatu yang harus dipenuhi, sisi lain ia punya teguh pendiriaan. Saat tak mau jajan dan emak menawari jajan yang mana? dia tolak. Serius, saya sering putar arah ketika berhenti di penjual kue makanan ringan dan mas Andra tidak mau dibelikan. Dalam hati, luar biasa anak ini. Emak untung kan, duitnya utuh. hhhhhe
Kurang lebih, dua bulan lalu hal-hal seperti itu yang saya dapati darinya. Mengkondisikan mas Andra menjadi cukup mudah. Dengan konsistensi tinggi terhadap apa yang sudah kita sampaikan ke anak, dan bagaimana resikonya perlahan dia memahami serta mengikuti aturan mainnya.
Termasuk soal nonton video di YouTube. Sabtu dan Minggu masih menjadi perang bagi saya dan Andra. Seringnya dia yang negosiasi bagaimana caranya agar keinginannya terpenuhi. Karena pulang kerja capek, saya tak kuasa menolak permintaannya. Tetap kok, saya batasi. Yang penting, aktivitas lain seperti makan, membaca nyaring dan bermain sebentar sebelum tidur tetap harus ada. Itupun sama, saya siasati dengan ada kegiatan bersama anak tanpa distraksi.
Luarbiasa, Mas Andra Bisa Mengaji
Hanya bergumam dalam hati, saat mas Andra minta ngaji sendiri usai sholat berjamaah di rumah. Walau masih dengan gaya bebas sholatnya, setelah takbir begejekan 😆, so far lumayan lah. Tanpa paksaan dia minta sendiri. Usai sholat "bunda ayo ngaji". "iya, jawabku". Dia menuju ke kamar sebelah mengambilkan Al-Qur'an emak, pun setelahnya dia ambil iqronya.
Saya mengaji sendiri, mas Andra mengaji sendiri. Dan...., dia bisa melafalkan apa itu bacaannya. Sebatas a, ba, a, ba ...... tetap Alhamdulillah ya. Sebuah peningkatan.
Kalau sudah sampai ta dan tas dia masih bingung. Heeee. Selama ini Andra belajar ngaji di daycare. Aktivitas dirumah, hanya untuk menguatkan dan bismillah semoga saya terus tanpa lelah menjalin bonding yang baik dengannya.
Satu lagi, hal paling menggemaskan itu saat mas Andra tanya sesuatu mana yang harus dipilih. Dia tanya sama emak. Saat jawabnnya tidak sama dengan apa yang dia harapkan, dia ulang terus pertanyaan itu sampai yang ditanya benar-benar mengiyakan apa yang dia mau 😃. Lah, ngapain tanya nak, kalau begitu?
Masha Allah ya, emak memang dituntut punya rasa peka yang tinggi dalam memahami apa kebutuhan anak. Buat bapak juga tentunya.
Yang paling memorable bulan Maret lalu, mas Andra me dapat juara satu lomba foto genik. Awal pencapaian yang mengesankan ya nak, bisa dapat piala diusia balita. Emakpun senang. Meski hanya sebatas lomba tingkat daycare dalam merayakan miladnya yang ke lima, suatu anugerah yang harus disyukuri.
Foto genik mas Andra yang diikutkan lomba, dapat juara 1 |
Menuliskan seperti ini, rasanya sungguh melegakan ya. Sembari merecall lagi apa saja yang telah dilalui. Semoga tak lelah menulis jurnal anak selagi terus menjaga konsistensi. Semangat membersamai tumbuh kembang anak ya Mak, pak.
Hanya cheklist milestone aja. Bisa nih ku contoh nulis di blog seperti ini.
Dan mulai banyak maunya ya usia 3 tahun, mulai paham cara mempetahankan keinginan dan sudah pandai bilang no no no.
Ibuknya kudu sabar ya menghadapi toddler 3 tahun ini.