Ketahui Penyebab Demam Pada Anak, Jangan Panik
Bak Permainan, Demam Pada Anak Di Mulai (Awal Februari 2022)
Usai mudik Januari lalu, saat mbah kakung mas Andra meninggal. Saya sudah berupaya penuh untuk memberi vitamin ke anak. Tetap saja ia pun akhirnya tumbang. Setelah empat hari aktif saya ajak untuk ke sekolah, kamis sore (3 Februari) mas Andra badannya anget.
Kamis malam demam tinggi. Dia batuk-batuk, flu dan sempat muntah juga. Padahal usai pergi jauh besoknya saya mengajak mas Andra pergi ke tukang pijet biar badannya tidak lunglai.
Jumat pagi itu juga saya langsung membawa mas Andra periksa ke dokter langganan kami. Terlalu dini mungkin ya, anggapan saya dia hanya sakit radang tenggorokan seperti biasanya. Demamnya di tandai dengan gejala flu, batuk, dan sakit tenggorokan. Ternyata tidak!. Demam terus berlanjut sampai hari Sabtu.
Sore, demam pada anak semakin reda dan sudah ada tanda-tanda dia mulai sehat. Kebetulan Sabtu Ahad jadwalnya ayah pulang.Sehari itu saja, mas Andra cukup sehat.
Qodaruloh, senin pagi demam tinggi lagi. Mas Andra ikut bunda ke sekolah dan dia tiduran di UKS. Saya tidak fokus mengajar, untungnya waktu itu pembelajaran sekolah di akhiri lebih awal dari biasanya. omicron semakin merajalela. Saya gunakan untuk fokus merawat mas Andra, karena pembelajaran dua minggu ke depannya dilakukan secara daring.
Ketahui Gejalanya : Penyebab Demam Pada Anak
Sepanjang hari itu, demam masih tinggi, dia tidak mau makan. Nah, demam tinggi berlanjut malam hari dan masih di sertai batuk pilek. Setahu saya, dia mengalami demam karena ada virus maupun bakteri yang menghambat kinerjanya. Intinya ada infeksi. Sebab itu mas andra mengalami demam.
Demam ini reaksi bagus ya, kalau menurut penjelasan dokter Apin. Tentara Allah sedang melindungi tubuh si kecil dari virus maupun bakteri yang masuk ke dalam tubuh tanpa permisi agar tidak semakin berkembang.
Reaksi demam ada beberapa yang bisa parents ketahui. Adanya infeksi saluran nafas, jika demam diserta batuk dan pilek. Terdapat infeksi saluran pencernaan, jika demam di sertai mencret dan diare. Satu lagi yang saya highlight, demam di sertai kejang pertanda ada infeksi saluran bagian otak.
Mas andra beberapa waktu lalu itu mengalami infeksi saluran nafas dan pencernaan. Kata dokter langganan kami, ada lendir banyak di bagian kanan paru-parunya. Yang saya tahu saat bagian dada anak di cek pakai alat.
Ada pantangan khusus memang, mas Andra ini langganan sakit radang tenggorokan. Gemar makan coklat dan es krim. Pantangan yang sudah menjadi catatan saya selaku orangtua tidak boleh makan coklat, gorengan, bersantan, buah, camilan/snack. Pokok ribet jika beneran diet saluran nafas atas.
Demam tinggi membuat mas Andra tidak mau makan. Minum air putih tidak bersemangat, bahkan badannya sampai gemetaran dan bawaanya dia ingin marah terus. Merasakan tidak enak badan dan sedang melawan virus/bakteri yang ada dalam tubuhnya. Obat yang diberi dokterpun tidak di minum sesuai petunjuk. Hla gimana coba, saya sudah berupaya kuat tetap saja dia uring-uringan. Sakit demamnya tidak seperti biasanya.
Demam Pada Anak, Apa Saja Yang Harus Dilakukan Ibu?
1. Cek Suhu Tubuh Anak dengan Termometer
Jangan menggunakan tangan meter untuk menyimpulkan bahwa anak demam tinggi. Gunakanlah termometer untuk mengecek berapa suhunya. Termometer yang diletakkan di rektum, telinga atau dahi > atau sama dengan 38 derajat celcius. Termometer yang diletakkan di oral (mullt) > atau sama dengan 37,8 derajat celcius. Termometer yang diletakkan di ketiak > atau sama dengan 37,2 derajat celcius.
2. Kompres Air Hangat
Bisa menjadi alternatif jika anak demam tinggi dan sudah di kasih obat. Gunakan air hangat untuk mengompres di bagian dahi, badan atau bagian tertentu yang bisa dijangkau. Sesuaikan dengan kondisi anak.
3. Pastikan Anak Tidak Dehidrasi
Sangat penting untuk diperhatikan. Bahwa anak yang sedang mengalami demam wajib banyak minum. Bisa juga menggunakan air kelapa untuk meredakan demam karena di dalamnya ada cairan elektrolit.
Kalau patokan saya jika demam sudah mencapai tiga hari dan dengan diagnosa yang tidak jelas selebihnya harus di waspadai. Langkah berikutnya bawa si kecil ke dokter.
Berusaha Berteman Dengan Demam Ketika Demam Pada Anak Tinggi
Kali kedua, anak demam kali ini mengingatkan saya pada saat mas Andra di usia 14 bulan. Setelah bepergian jauh ke Wisata Bahari Lamongan, anak mengalami sakit yang cukup lama. Saya berusaha berteman dengan demam anak saat ini. Nyatanya, prakteknya tetap ada rasa panik.
Mengajak dia agar mau makan (sedikit), minum obat, minum air putih yang cukup agar tidak dehidrasi. Aktivitas yang dia lakukan selama demam tinggi, tiduran, bangun sekejap buat kupaksa minum dan makan juga minum obat. Itupun ada yang berhasil dan ada yang tidak. Ya itu tadi, menyesuaikan mood dia agar ada nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya.
Demam terus berlangsung sampai hari selasa. Hari itu juga, saya membawanya ke puskesmas pagi hari untuk cek lab. Tes darah secara lengkap untuk di cari tahu sumber demamnya ini di sebabkan karena apa.
Tindakan cepat saya hari pertama membawa si kecil periksa ke dokter ternyata analisa gejala penyakitnya kurang tepat. Yang biasanya jika radang tenggorokan mas Andra hanya demam sehari saja. Nah, sakitnya bulan lalu itu berbeda. Ada penyebab lain yang menjadi tanda diagnosa harus tepat.
Tindakan Ambil Darah Untuk Tes Laboratorium di Puskesmas Terdekat
Saya mengkomunikasin terlebih dahulu bahwa Selasa mau mengajak mas Andra pergi ke Puskesmas terdekat. Guna cek lab, ambil darah agar saya tahu betul penyebab anak demam itu kenapa. Tega tidak tega ya, cuaca dan kondisi waktu itu musim demam berdarah, omicron dan kondisi sebagian besar orang memiliki gejala yang sama. Demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan dan nafsu makan. Anak yang demam sudah lima hari, tentu saya juga was-was dong, kondisi sang buah hati tak kunjung sehat.
Tiba waktunya saya dipanggil Bu bidan menuju ruangan dokter untuk di kasih penjelasan lengkap. Saya yang waktu itu sembari menggendong mas Andra deg-degan akan mengetahui hasilnya. Saya duduk, dokter melihat kondisi fisik si kecil juga.
Berdasar hasil cek lab ambil darah, mas Andra negatif DB dan negatif typus. Mas Andra mulai dehidrasi, hemoglobin dalam tubuhnya mulai menurun. Trombosit, dan terdapat lekosit ini kalau tidak salah ingat ada makhluk kecil yang menyusup ke sel darah merahnya.
Hal itulah yang menyebabkan demam tak kunjung turun. Asupan nutrisi dari sayuran ditekankan olek dokter. Dianjurkan untuk menelateninya makan sayuran hijau. Langsung Mak deg, karena sejauh ini mas Andra memang tidak suka sayuran sejak usia 2 ke 3 tahun dan sampai sekarang. Potek hati ini, PR besar yang harus saya tunaikan agar si kecil lekas sembuh.
Dokter memberikan vitamin dan obat penurun panas (Paracetamol). Intinya vitamin B kompleks anak harus terpenuhi.
Sehat2 y mas andra