Rekomendasi Game Online Edukatif di Plays.Org
Daftar Isi
Beberapa kali aku mendapati Andra tidak semuanya tertarik dengan permainan yang saya sajikan. Baik bermain dengan permainan yang saya beli ataupun kami buat secara mandiri menggunakan barang bekas.
Setiap anak mempunyai waktu dan caranya sendiri menemukan hal yang membuat dia tertarik untuk menikmati permainan dan dilakukan secara berulang-ulang.
Aspek belajar inilah yang ada dalam teori Montessori bahwa kebutuhan masing-masing anak sangat berbeda. Namun perlu digaris bawahi bahwa setiap anak yang tertarik pada permainan diawal, dia pasti akan melakukan pengulangan terus-menerus sampai dia bosan dan mencapai kesempurnaan.
Jangan heran, jika kerab kita temui anak sering tuang-menuang air (sebagai contoh) bermenit-menit padahal menurut kita orang dewasa seharusnya permainan itu sudah cukup dan selesai buat dimainkan. Itulah cara anak belajar melalui bermain.
Memilih Permainan Yang Ramah Anak
Emak millenial dengan anak generasi Z pasti punya cara tersendiri dalam mengajak anak bermain dirumah. Banyak ide bermain di medsos yang bisa ditiru dan dimainkan bareng buah hatinya.
Sebagai orangtua yang melek digital, pasti kita akan memilih dan memilah dong permainan yang ramah buat anak sendiri. Essensi mengedukasi, menstimulasi kemampuan motorik dan mental anak pasti jadi prioritas. Iya atau tidak ?
Apalagi dijaman serba modern yang keseharian tidak lepas dari gadget, banyak game online berseliweran. Godaan guys.
Game Online? Kasih tidak ya buat Anak Balita ?
Tantangan emak millenial jaman now, sering nyodorin gadget biar anak antheng dan diam berjam-jam didepan layar monitor dalam genggaman. Kondisi ini kerab saya temui ketika saya dan Andra bermain kerumah tetangga.
Si anak balita laki-laki ini sudah lihai mengoperasikan handphone. Sering nonton video di YouTube bahkan merambah main game online dengan tingkat kesulitan level 2 menuju 3.
Kondisi ini tentu didukung oleh orangtuanya . Dengan riwayat mengalami speech delay dan baru bisa berbicara diusia 3 tahun (saat itu) akibat main handphone berjam-jam. Kerab dijejali handphone, benda mati yang manfaatnya seperti dua mata pisau yang tajam.
Untungnya diusia 3 tahun keatas (sampai sekarang) anak tersebut semakin ada peningkatan dari kosakata bahasa yang digunakan. Hmm, potrait nyata yang membuat diri ini was-was mendapati kondisi tersebut.
Ini dia, yang harus diperhatikan : Mengenalkan Anak Game Online Sejak Dini
Jujur, saya masih mempertimbangkan jika Andra minta main game online. Karena saya pernah mendapati kondisi Andra merayu saya biar kasih dia main game online seperti temannya.
Sontak, mendengar rayuan dengan rengekannya bikin emosi sedikit naik. Usia baru 3 tahun guys. Bisa dibayangkan ! Kondisi Andra yang sering menunjukkan ketagihan nonton video di Yutub membuat saya (terutama) jengkel dengan sikapnya.
Andra typikal anak yang tidak bosan jika disuruh berjam-jam nonton video kesukaannya melalui channel yutub. Apalagi jika saya mengiyakan dia main game online. Byuh, tak bisa kubayangkan.
Tentu semua kondisi ini beda-beda ya. Setiap anak tidak bisa disamakan. Secara pribadi screen time bagi kami, berlaku ketika kondisi memang tidak memungkinkan. Seperti :
- Menunggu antrian ditempat umum. Saat berobat, saat di bank, dikereta api atau ditempat umum lainnya.
- Tidak ada cara lain membujuk anak diam, ketika kondisi fisik kami sama-sama lelah. Baik saya maupun suami
- Saat saya riweuh menyelesaikan urusan domestik pulang dari sekolah. Dimana pekerjaan harus selesai, rumah nampak bersih sebelum suami pulang dari kantor.
Tidak bisa dipungkiri, jaman yang sudah dieranya berkembang pesat kami tetap mengenalkan kehadiran gadget pada anak. Karena gadget sudah tenar saat anak lahir. Beda sekali dengan generasi 80an. Gadget masih dipegang oleh orang-orang yang berpunya saja.
Sekarang, bahkan pembelajaran saja melibatkan handphone dalam genggaman buat belajar. Kuncinya ya, bijak dalam menggunakan.
Orangtua yang mengatur, kapan waktu anak bermain bersama orangtua sebagai penguat bonding. Kapan pula anak bermain sendiri bersama teman. Kapan anak bermain sendiri dengan permainan yang ada dirumah, dan kapan pula anak harus disuguhi gadget untuk bermain game online.
Rekomendasi Game Online Edukatif di Plays.Org
Tak bisa pungkiri, sayapun memilih game online ketika jenuh dengan aktivitas yang membuat fikiran tambah mumet. Selain ngobrol atau sharing dengan teman, nonton yutub, membaca buku dan stalking medsos, game online cukup menghibur saya mendapati mood baru.
Mood positif yang sering saya cari ketika buntu mencari ide kesana kemari tak kunjung dapat. Hhhha. Hitung-hitung sekalian survey jika Andra sudah beranjak dewasa dan minta main bareng game online.
Yap, main game online bareng ini cukup ampuh mengusir kecanduan bagi anak yang sudah terlanjur mengenalnya. Kondisi ini saya temui ketika saya kerab mendapati kasus murid sendiri kecanduan game online, dimana ada efek yang berbeda saat anak main game online sendiri dengan mereka yang mainnya bareng teman-teman alias berkelompok.
Nah, ini dia tiga game online ramah anak yang sudah saya jajal disela waktu istirahat mengajar disekolah .
1. Thomas and Friends Jigsaw Puzzle Game
Saya nyari game online edukasi di plays.org dengan tingkat kesulitan 0. Salah satunya ya Thomas and Friends Jigsaw Puzzle Game Ini.
Cara mainnya mudah. Berhubung sampai detik ini Andra kurang tertarik dengan permainan puzzle, mungkin dengan mengenalkan game online ini bisa menstimulasi dia.
Cukup mengarahkan kursor di gambar, puzzle bergerak sendiri sesuai tempat potongan puzzlenya. Mudah bukan ?
2. Yabba Dabba Dinosaurs Jigsaw Puzzle Game
Masih sama temanya, pilih game online bertajuk puzle. Kali ini saya pilih karakter dinosaurus, karena Andra sangat suka dengan kelompok binatang ini.
Game online Yabba Dabba Dinosaurs Jigsaw Puzzle Game ini tingkat kesulitannya mendekati 1. Jika tidak pas meletakkan puzzle pada gambar, ada suara dan tanda bahwa gambar puzzle tidak sesuai. Melatih kecermatan pemain salah satu manfaatnya.
3. Daniel Tiger’s Neighborhood Spin and Sing
Cukup bermain game online yang satu ini. Full music dengan instruksi menggunakan bahasa Inggris. Anak dan orangtua bisa banget kerjasama buat menyelesaikan game ini.
Hanya dengan memutar spin. Bisa main game seru dan mengikuti perintah. Jika gagal, akan ada instruksi buat melakukan lagi.
Pokok aura positif deh main game online Daniel tigers neighborhood spin and sing. Ada teks yang tertera dilayar, lumayan bisa ngikutin spellingnya.
Hitung-hitung belajar bahasa Inggris secara otodidak.
Ini dia alasannya, kenapa memilih game online edukatif di Plays.org
Sejak tahu ada situs game online edukatif di Plays.org yang bisa dikatakan ramah anak, karena :
- Terdapat banyak pilihan game online di plays.org yang cocok buat anak cewek maupun cowok.
- Tanpa menginstal aplikasi, cukup lewat browser anda bisa nge-game sepuasnya bareng anak.
- Karena situs luar negeri, bisa melatih kemampuan mendengar bahasa Inggris anak sejak dini.
- Loading browser tergolong cepat.
- Bisa disesuaikan dengan tingkat kesulitan, karena ada level yang jelas.
- Terdapat instruksi yang jelas disetiap game online yang dipilih.
- Full colur dengan gambar menarik
Saya selalu coba dulu apapun yang saya review. Termasuk game online edukatif di plays.org ini. Sebagai orangtua harus selektif dalam memilih. Wajib tahu dulu manfaat dan game online apa saja yang akan saya suarakan ke anak.
Menjelajah situs plays.org dulu dong tentunya. Cukup memuaskan, selaku orangtua dan melek digital kudu cerdas memilih diawal terkait situs yang lagi naik daun ini.
Mengingat game online juga memberi manfaat, namun juga bisa jadi Boomerang jika salah kaprah dalam menggunakan. Semoga berkenan dan saling mengingatkan dalam kebaikan ya.
Terutama dalam memperkuat bonding anak melalui game online edukatif di plays.org.
Makasih sharingnya mba
kadangs creen time memang jadi rumus mujarab pas tantrum ya eh pas nangis tapi sebaiknya memang ga sering2 karena malah jadi alasan mereka tantrum hiks. sehat2 mbak windi dan keluarga