Menulis Jurnal Anak, Bagaimana Caranya ?
Sejak
tahu dahsyatnya dan kenal aktivitas jurnaling ini membuat rasa penasaran untuk
tahu lebih dalam lagi aktivitas yang semakin kesini marak ditekuni oleh para journaler.
Kenal journaling (aktivitas menjurnal) ini baru tahun 2021 tepatnya lupa kapan. Saat itu lewat perantara Mbak Una seorang jurnaler muslimah dari Jember yang begitu konsisten ngejurnal.
Melihat
karya tulisnya Masha Allah membuat saya takjub dan heran dengan ketelatenannya
menulis tangan. Apalagi saya juga ikutan challengenya di Instagram, niat ingin
memantik diri buat konsisten ngejurnal tapi sampai detik ini baru mulai.
Ya
sebatas ikut challengenya, dan tidak berlanjut lagi. Apalagi saat tahu partner
journalingnya itu Mbak Anggun, semakin membuncah keinginan hati untuk terus kepo
dan ingin tahu lebih dan lebih.
Baru kemarin (Jumat, 27 Agustus 2021) saya memberanikan diri mengundang Mbak Anggun si pemilik akun Instagram @ibuperadaban buat manggung di komunitas Bingkai Asuhan.
Modal
nekad, karena saya juga ingin memenuhi janji para member kalau komunitas
Bingkai Asuhan salah satu misinya dalah fokus ke aktivitas menjurnaling. Lebih tepatnya
jurnal anak.
Sharing
session yang berlangsung kurang lebih tiga jam ini disambut antusias oleh para
member. Cara penyampaian Mbak Anggun yang begitu empuk suaranya, ditambah
penjelasan bijak yang membuat kami tidak merasa berat menerima materi itu.
Saat
itu materi disampaikan dalam bentuk audio dan tulisan apik yang disertai flyer
menarik. Materi ini sekaligus mengisi keresahan saya, karena merasa sudah
terlambat untuk memulai dan bingung darimana harus memulai.
Berikut,
review jujur saya saat menjadi peserta sharing session sekaligus sebagai mak
(panggilan member) min di grup whatsapp. Sekaligus sebagai pemula dan insha
allah setelah postingan ini saya akan menulis jurnal anak sebagai milestone perkembangan anak di
tiga tahun ini.
Mengapa Jurnal Anak ?
Sebagai
seorang musllimah, sudah tentu jika landasan yang digunakan untuk bergerak dan
bertindak adalah as-sunnah. Untuk yang non muslim bisa menyesuaikan. Karena landasan
ini juga bisa digunakan sebagai pedoman secara universal.
Qs
A-Isra Ayat 71
(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun.
Mengapa menulis jurnal anak, berikut strong why yang bisa anda terapkan agar dirimu tetap bertumbuh dengan penuh rasa syukur jika mengetahui tiga hal berikut.
Mencatat dokumentasi diri dalam membersamai tumbuh kembang anak serta mendidiknya, untuk dipertangungjawabkan sebagai amal shalih di akherat nanti.
Mungkin kalimat ini terasa berat. Namun jika tulus
dan benar-benar diniatkan untuk investasi akherat saya rasa tidak jadi beban kok.
Ibarat
anak sekolah di akhir semester pasti akan mendapat laporan hasil belajar yang sering kita sebut sebagai
rapot. Akan merasa bersyukur jika rapotnya tidak ada angka merah. Jika diibaratkan
dapat raportnya dari Allah bagaimana ?, ngeri dong Ya.
Semoga
amanah yang dititipkan sama kita sebagai orangtua, kita mampu menjalankan peran
dengan baik dan sebagaimana mestinya.
2. Bisa membantu untuk membaca pola asuh yang tepat
buat anak
Sebagai orangtua yang tumbuh dan lahir di jaman millennial
akan semakin banyak tantangan yang ditemui. Banyak sekali parenting yang terus
tumbuh diluar sana. Sebab itu setiap orangtua pasti punya pola asuh yang
disesuaikan dengan kesepakaan bersamauntum membentuk karakter anak.
Cara menulsi jurnal anak saya rasa sangat membantu
untuk memilih dan menerapkan pola asuh mana yang tepat untuk digunakan.
Kalau dalam ilmu bimbingan konseling ini bias dikatakan
assessment kebutuhan ya. mencermati kebutuhan apa saja yang anak butuhkan agar
terpenuhi kenginannya.
Semakin kesini saya jadi bersyukur. Bahkan mellow
bawaaannya. Takjub dengan kebesaran Allah yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk terus belajar bersama anak.
Memahami tumbuh kembang anak sesuai fasenya, memetakan potensi anak menemukan jalan hidupnya.
Strong why yang ketiga ini benar-benar membuat saya
menjadi lebih melek lagi. Saya hanya manggut-manggut saat mendengar penjelasan
Mbak Anggun.
Akitivitas menjurnal ini sangat sederhana namun kaya makna ya. Dari dulu saya memang ingin menemukan bakat dan potensi anak sejak dini.
Secara saat mengandung Mas Andra saya meleleh jika mellihat anak
berprestasi yang bias ini dan itu dengan dukungan penuh orangtua sebagai bekal
dewasa kelak.
Harapannya, sebagai emaknye Mas Andra ini semoga kelak dia bisa survive setelah usia 15 tahun dan seterusnya.Syukur-syukur punya jiwa literasi tinggi melebihi emaknye ini. Amiin.biar dia pandai membuat portofolio sendiri.
Apa itu jurnal anak ?
Jurnal anak adalah catatan tertulis yang ditujukan
untuk mendokumentasikan perjalanan tumbuh kembang anak. Baik secara analog
ataupun digital.
Jurnal anak ini banyak varian dan tidak harus
berupa tulisan. Bisa audio, gambar maupun video.
Namun semua ini tergantung kenyamanan yang menuliskan sih, tentunya disesuaikan dengan kenyamanan emaknye terutama dalam mendokumentasikannya. Yang mana semua ada kekurangan dan kelebihannya.
Ragam dan Jenis Jurnal Anak
Untuk memulai jurnal anak ini sesuai kenyamanan si
emaknye juga ya. Tidak ada patokan khusus. Namun, jika saya menyimpulkan dari
materi Mbak Anggun waktu itu lebih bagus lagi jika dituliskan sejak dini. Bahkan
dimulai saat masih di dalam kandungan.
1. Jurnal kehamilan
Biasanya untuk ibu hamil diberi petugas kesehatan berupa buku pink kan ya ? lebih tepatnya buku KIA sebagai rekam medis melihat perkembangan kesehatan janin dalam perut.
Ditambah foto USG letak janin dan progress nya yang bisa dicatat sebagai bekal kehamilan anak kedua.