Naik Transportasi Umum Saat Pandemi Itu,,,
Ditengah wabah pandemi yang melanda negara Indonesia, virus ini seperti dianggap virus biasa yang membuat orang tak takut diserang. Banyak orang berkeliaran ditempat umum, termasuk aku (sambil menyimpan rasa khawatir) dan rombongan yang mengharuskan naik kereta saat berkunjung ke Taman Safari Prigen bulan November 2020 yang lalu. Kampas mobil kami habis. Ya wis, mobil dibengkel dan kami naik angkot menuju stasiun kereta api untuk dapat beristirahat di hotel yang kami pesan sebelumnya.
Mungkin orang jenuh kali ya? Efek lockdown tiga bulan (Maret-Juni)di awal marak pandemi, yang menjadikan hari libur panjang menjadi kesempatan para keluarga untuk merefresh mata dengan pergi ketempat wisata demi mengusir lelah dan penat selama dirumah saja.
Waktu itu,
Come back moment saat menempuh perjalanan yang cukup melelahkan bersama rombongan
Yap, mobil berderet memenuhi loket masuk ke taman safari. Menguji kesabaran memang. Apalagi pas di stasiun kereta api malang (kalau nggak salah), banyak pengunjung yang memiliki tujuan masing-masing untuk sampai pada waktunya. Orang berjubel tanpa jarak saat masuk ke kereta. Aku yang sambil menggendong anak batita pun was-was. Disusul sang suami dibelakangku yang membawa tas berisi perlengkapan traveling. Ya Allah, lindungi kami dan jauhkan kami dari virus Corona. Kurang lebih begitu doa yang kusematkan dalam hati saat mendapati kondisi tak sesuai protokol kesehatan.
Petugas membersihkan tempat duduk |
Saat duduk antri menunggu datangnya kereta, protokol kesehatan masih berlaku. Memakai masker, ada tempat cuci tangan khusus yang tersedia di area menunggu. Tempat dudukpun di beri jarak dengan tanda silang. Namun, beda pas saat menuju dalam kereta. Seperti mengantri sembako. Nah, yang mau aku ceritakan disini adalah pengalamanku naik transportasi umum dengan membawa batita ditengah wabah pandemi.
Nak andra tak mau digendong saat diarea |
Pertama, pengalaman naik kereta. Mengingat nak andra yang selalu heboh karena kegirangan naik kereta, membuatku kapok mengajaknya dimusim hujan seperti ini. Ditambah lagi kabar berita berseliweran bahwa Corona menyerang satu keluarga dan harus carantina bersama anak kecilnya. Hati seorang ibu mana yang nggak takut dengan hal ini, walau sebenernya yang harus kita takuti hanya Tuhan sih. Setidaknya waspada dan jaga diri kan ya?
Begini,
Naik kereta sudah berkali-kali bagi kami. Aku bersama anak, yang seringnya naik berdua karena suami pakai motor. Ditambah lagi nak andra yang nggak mau digendong saat menuju dalam kereta, sampai duduk dan mau diam didalamnya. Butuh trik dan stock sabar untuk mampu melewati perjalanan ini berdua saja dengan status kegirangan anak yang kadang ingin segera turun padahal perjalanan belum sampai. Huft.
Aku mau berbagi tips, naik kereta tetap aman walau bersama batita.
1. Belajari memakai masker
Karena masih pandemi, pakai masker wajib ya dimanapun. Hal ini pula yang menjadi PRku. Nak andra nggak mau pakai masker ditempat umum. Huaaa, sedih kan ya. Karena memang akupun tidak membiasakannya. Efek nggak pernah pergi kemana-mana. Sekalinya pergi jauh jadi sedikit rempong untuk hal ini.
2. Sedia hansanitizer
Aku sudah terbiasa dari jaman masih kerja selalu sedia hansanitizer. Sekarangpun sama, benda kecil ini selalu ada dalam tasku. Jaga-jaga biar tangan tetap terhindar kuman dan virus di tengah wabah pandemi.
3. Sediakan camilan kesukaan anak
Biasanya anak kecil akan diam dan antheng jika dikasih makanan/minuman favoritnya. Sama halnya dengan nak andra, hal ini bisa mereda kebosanannya selama naik kereta.
4. Sediakan hiburan khusus
Bocah mana sih yang nggak duduk diam dikasih gadget? Akupun bawa tablet yang biasa dipakai nak andra nonton video dirumah. Cara ini sangat membantu dia menikmati perjalanan. Karena memang kita bersua saja, sedangkan aku harus sigap dan tanggap terhadap responnya. Jika Andra bosen nonton video digadget, aku menghiburnya dengan mengeksplore apa yang kami lihat atau nyanyi lagu anak-anak.
Alhamdulillah, empat cara yang saya terapkan ini sangat manjur untuk mengkondisikan anak. Dia bisa menikmati perjalanan dengan baik. Satu lagi, buat jaga-jaga pula, kursi kereta yang kosong bisa kita beli. Jika hal ini bisa membuatmu lebih nyaman saat bawa anak kecil. Walau sebenernya sistem duduknya juga udah diatur sih. Tapi, ada yang masih tidak sesuai protokol menurutku.
dokumentasi pribadi |
Kedua, naik grab
Selama Corona ini, aku dan anak juga beberapakali pesan grab. Biasanya aku memilih grab yang safety, yang ada fasilitas cleaning alias mobilnya dibersihkan berjangka selama Corona ini. Mengurangi kontak, sering cuci tangan, dan memakai masker selama perjalanan. Selalu berdoa juga agar diberi keselamatan dan dijauhkan dari virus ini.
Saat kami naik grab |
Awalnya punya pikiran negatif, nanti didalam mobil bagaimana dan benar-benar takut karena kondisi juga masih begini. Pokok bismillah, insha Allah semua aman.
Ketiga, naik angkot
Hal yang memang tak bisa dihindari ketika naik angkot itu jaga jarak. Tetap saja sama seperti hari biasa layaknya tak ada Corona. Bedanya hanya pakai masker saja. Andra yang waktu itu digendong suami, sering banget ku menatap mereka yang diduk dibangku depan. Ya Allah, anakku nggak pakai masker. Kami ajak wara-wiri ikut menikmati perjalanan ini. Jangan ditiy ya, jika benar-benar tidak mantep selama perjalanan. Karena kondisi memang benar-benar harus fit saat menempuh perjalanan apapun. Sejauh ini, Allah masih menjaga kami. Ikhtiarnya selalu minum vitamin, apalagi suami yang kerjanya kesana kemari. Beliau adalah panutan yang selalu care dengan kesehatan dan jaga stamina. Terimakasih untuk pengalaman luarbiasa ini. Sekaligus mengapresiasi diri.
anak saya yang kecil jg sama mba ga mau pakai masker. lebih deg degan memang, tapi tipsnya itu noted banget, krn saya baru mau cb untuk berani naik transportasi umum, dan yg jd pikiran dr kmr adalah anak balita bagaimana.
makasih ya mba.. buat sharingnya.
Semoga pandemi lekas berlalu dan kehidupan normal kembali. Sudah rindu pergi barengan anak-anak ke mana-mana.
masih takut keramaian dan dempet2 an. jadi, jalan2 ke jakarta nya saya tunda dulu. btw, saya domisili bekasi. hehe
jadiii sekarang ini aku lebih sering naik sepeda motor.
boncengan berdua ama anakku, dan kami perginya deket2 sini aja sih
Bener, jaga jarak itu sering banget dilanggar orang-orang. Bikin aku rada parno juga kalo terpaksa pergi-pergi.
Sayapun kayanya bakal bingung kalo punya anak kecil
Harus pergi tapi takut kenapa kenapa pada Andra
asal taat prokes dan lagi sehat ya aman aman aja
dan soal masker, cukup diberi penegrtian kalau saat ini sedang banyak kuman & virus, yang bisa bikin sakit. Insya Allah masker 2 lapis pun dia mau pakai.
Terima kasih sharingnya