Bersiasat Menjadi Freelancer
Salah satu cara untuk mendongkrak semangat disaat rapuh adalah berusaha berdiri sendiri dengan segala doa dan usaha agar tetap dimudahkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Hidup didunia ini ibarat lomba lari maraton, dimana dengan segala kekuatan yang ada harus dipush untuk sampai ke garis finish secara sportif. Yang tentunya, akhir tujuaannya adalah sama yaitu SURGA.
sumber : pexel.com |
Merenung atas kehidupan kadang dibutuhkan sebagai bentuk evaluasi diri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Teruslah berproses, namun jangan kepanjangan sehingga hanya menghabiskan waktu tanpa merasakan hasil usaha. Nampaknya, aku cukup terasuki dengan sharing malam (3/2/2021) kemarin dengan salah satu mentor menulis. Entah kenapa, apa yang saya rasakan dan menjadi pemikiran besar petunjuknya selalu datang dari beliau. Masha Allah, berasa punya kakak yang bisa jadi guide untuk benar-benar serius menjadi freelancer tangguh.
Awal Ingin Menjadi Freelancer
Sejak menikah, selalu saja ada hal dan perasaan yang mengulik hati ini. Long distance marriage, menjadi ibu pekerja, yang kemudian resign mengajar (Juni 2019) yang endingnya harus menjadi fulltimemom membuat saya melek segalanya. Bahwa hidup ini adalah proses untuk terus belajar menjadi pribadi tangguh, mandiri dan punya nilai karakter yang harus kita tularkan ke anak. Yaps, sebagai ibu muda saya berfikir kearah sana. Secara rekam jejak perjalanan hidup yang tak banyak saya banggakan membuat saya harus terus belajar untuk membekali diri agar nantinya bisa diaplikasikan ke anak.
Merasa bersyukur, segala liku kehidupan yang saya alami sejak usia remaja hingga kini benar-benar berpengaruh. dengan segala perputaran roda yang ketika hidup berada dibawah mengantarkan diri ini untuk berproses bahwa hidup itu keras dan nyata. Apapun yang terjadi semua harus diselesaikan dengan penuh rasa syukur. Dengan menulis kisah ini sekaligus sebagai pemantik diri untuk tetap bersyukur disegala kondisi.
Setiap orang punya mimpi untuk diwujudkan dalam kehidupan nyata agar kelak kita bisa menikmati hidup penuh dengan kecukupan. Berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Itulah salah satu pepatah yang bisa menjadi penyemangat dikala gundah. Ehemmm...
Nah, karena masih berada di awal bulan kedua tahun 2021 sejauh mana kaki kita melangkah? Apa saja yang sudah dilakukan dan berdampak hasilnya terhadap diri ? Pertanyaan ini bisa menjadi reminder sekaligus pemicu semangat untuk terus bergerak dengan fokus pada satu tujuan. Aha, jadi teringat dengan diri sendiri sudah sejauh mana. Sejak resign mengajar, saya klimpungan mencari aktivitas yang bisa mengisi kekosongan otak dikala saya harus fulltime dirumah dengan aktivitas yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Sekarang, sedang menikmati bertumbuh bersama anak. Yang setiap harinya selalu memicu saya untuk belajar dan belajar.
Hal ini pula yang telah menjawab pertanyaan jadul, "halah wong wadon mbesuk yo bakale nek ndapur. Kenopo mesti sekolah duwur?". Jika ditranslate ke dalam bahasa Indonesia artinya " anak perempuan besok itu tetap saja kerjaannya didapur walaupun sekolahnya tinggi". Bahwasanya seorang perempuan yang nantinya menjadi ibu itu kan harus pintar dan berilmu karena akan mendidik generasi peradaban bukan generasi kacangan. Benar bukan?
Masha Allah, benar adanya bahwa seorang ibupun harus cerdas. Apalagi mendidik generasi Millenial yang mana tantangan hidup semakin kompleks, pengaruh teknologi yang berkembang. Hmmm,,,Dulu saya pernah di protes banyak orang ketika mau menempuh pendidikan yang lebih tinggi disaat orangtua saya bangkrut. Tapi, karena saya niat dan fokus untuk menggapai mimpiku semua berjalan secara nyata. Dari mulai dapat beasiswa, nilai akademik yang selalu unggul, mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah yang kemudian menikah, punya anak dan sekarang fulltime dirumah.
Sangat menikmati ketika perjalanan hidup kita berjalan ditrack yang benar. Dan sekarang, insha Allah sedang fokus di dunia kerja lepas dimana, ini juga sekaligus buat mengasah skill yang pernah saya geluti sejak usia remaja. Menulis, public speaking dan bisnis online. Ketiga hal ini saling terkait, untuk menambah portofolio dan menambah rasa percaya orang , siapa tahu kelas bisa menjalin kerjasama bareng. Bismillah, untuk terus fokus dan konsisten menampilkan personal branding diri ini.
Oke deh, lanjut.
Apa itu freelancer ?
Pekerjaan yang tidak terikat kontrak, jangka panjang namun memiliki ikatan kerja yang ketat. Pekerja lepas ini butuh yang namanya kerja cerdas, harus melek teknologi dan mampu beradaptasi dengan cepat. Hal ini berkaitan dengan kualitas diri dan untuk menjaga long lasting untuk tetap eksis didunia freelancer.
Nah, apa saja yang menjadi fokus saya untuk benar-benar fight menjadi seorang pekerja lepas. ?
Apa yang menjadi strong why, bahwa freelancer itu pekerjaan yang menjanjikan ?
Semua kembali pada diri sendiri ya. Insha Allah saya meyakini bahwa segala sesuatu yang ditekuni dengan penuh rasa syukur dengan niatan baik yaitu untuk ibadah, soal rejeki sudaha da yang mengatur, yaitu sang pencipta. Walaupun freelancer itu pekerjaan yang tidak nampak, tidak memakai seragam, pekerjaan yang tidak menentu penghasilannya, skill ini bisa menjadi bekal untuk bertumbuh dan mengasah kemampuan. Harapannya nanti, jika masih diijinkan untuk terjun kedunia pendidikan yaitu mengajar, pekerja lepas ini adalah tempat menumpahkan segala rasa sebagai bentuk mengikat waktu sekaligus sebagai potret kehidupan yang saya kemas kedalam tulisan/suara/hal menarik lain yang bisa saya gaungkan sebagai wujud menghargai diri sejauh mana kita menjadi pribadi yang selalu belajar untuk bekal masa depan.
Walaupun sekarang menjadi fulltime mom, saya merasa bersyukur bisa menghabiskan waktu membersamai anak dan suami dengan hidup penuh kesederhanaan ditengah pandemi yang tak kunjung usai. Semoga skill ini tetap saya openi dalam keadaan apapun nantinya. Bismillah, insha Allah bisa 😊.
Mudah-mudahan saja, saya selaku freelancer mendapatkan job yang menarik dan berkah. Saling mendoakan ya, Kak....