Membaca Nyaring bersama Lets Read
Madrasah utama bagi anak-anak adalah ibu. Sosok perempuan dengan segudang perasaan yang diamanahi Allah untuk mengandung selama sembilan bulan, menyusui, membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Bahkan ujung tonggak penanaman karakter anak terletak pada ibu peradaban. Bertugas mendidik, memberikan teladan ke anak agar kelak jika sudah mencapai akil baligh bisa beradaptasi dengan lingkungan. Mampu menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lain.
Suatu anugerah bagi setiap wanita menjadi seorang ibu. Kehadiran anak adalah tamu Allah yang kita undang demi kehadirannya dimuka bumi ini. Sebagai pemegang amanah, bukankah kita harus menunjukkan bukti terbaik bahwa kita mampu menjaga amanah ini dengan baik ? . Keluarga adalah tempat pertama anak mendapatkan penanaman karakter sebagai pondasi terkuat dalam mendidik.
Hak-hak anak menurut Konvensi Hak Anak PBB yang wajib diketahui oleh semua orangtua adalah :
- Hak untuk anak bermain
- Hak untuk mendapatkan pendidikan
- Hak untuk untuk anak mendapatkan perlindungan
- Hak untuk mendapatkan nama (identitas)
- Hak untuk mendapatkan status kebangsaan
- Hak untuk mendapatkan makanan
- Hak untuk mendapatkan akses kesehatan
- Hak untuk mendapatkan rekreasi
- Hak untuk mendapatkan kesamaan
- Hak untuk berperan dalam pembangunan
Begitu indahnya semua diatur dengan baik sedemikian rupa. Sebagai bukti bahwa kita mencintai makhluk ciptaan Tuhan. Pemenuhan hak anak erat kaitannya dengan bonding. Jika menilik apa peran ibu dan ayah sebagai orangtua, pasti ada bagian masing-masing yang menjadi pelengkap anak mendapatkan kasih sayang penuh dari orangtua.
Dua tahun pertama adalah masa kritis untuk membangun bonding dengan attachment yang mengharuskan orangtua punya sikap sensitif dan responsif terhadap apa-apa yang dialami sang anak. Meluangkan waktu dengan bermain, melakukan kontak mata dan sentuhan sebagai bentuk memberi perlindungan ke anak agar dia merasa aman disisi kita sebagai orangtua. Apapun peran orangtua terutama ibu rumah tangga fulltime dirumah ataupun ibu pekerja, hak anak tetap sama. Bahwa kesepuluh hak anak diatas berhak didapatkan oleh semua anak.
Ada banyak cara melakukan bonding terhadap anak dari usia 0 bulan sampai 6 tahun. Di massa ini adalah masa emas menanamkan karakter anak sesuai tuntunan agama yang diselaraskan dengan masing-masing visi dan misi orangtua. Usia balita, anak lebih senang meniru dari apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Children see children do, susunan kalimat ini yang tentunya sering kita dengar dari para orangtua. Selain itu, pertumbuhan otak anak 90% berkembang pesat diusia 0- 6 tahun. Nah, karena moment ini tidak pernah terulang lagi maka sangat baik digunakan untuk membangun kelekatan kepada anak sedini mungkin.
Membaca Nyaring, Salah Satu Cara Membangun Bonding
Membaca adalah aktivitas menyenangkan. Dengan membaca dan kita bisa tahu isi dunia. Melek huruf adalah tanggungjawab orangtua, satuan pendidikan, masyarakat dan pemerintah. Meskipun nantinya anak masuk dalam pendidikan formal, tetap saja tidak semua pelajaran yang didapatkan di bangku sekolah akan terpakai semuanya. Ada hal-hal yang ketika didapatkan dirumah justru menjadi bekal anak nantinya jika sudah mencapai usia dewasa (akil baligh). Jika kita tahu manfaat membaca, pasti menaruh rasa semangat dan antusias untuk menjadi pejuang literasi anak. Namun, gemar membaca ini tidak datang dengan sendirinya. Melainkan harus diperjuangkan dengan konsistensi tinggi dari orangtua sedini mungkin. Aktivitas membaca nyaring, bisa menjadi alternatif jitu membangun bonding.
Kenapa dengan Membaca Nyaring?
Salah satu kunci setiap pembelajaran adalah dengan membaca. Untuk anak usia 0-3 tahun masuk pra baca. Menstimulasi sejak dini dengan membacakan nyaring salah satu upaya mengenalkan bahasa ibu ke anak. Bukan kah kita akan senang jika anak mengenali suara kita ?kemudian sang bayi memberikan respon senyum kepada kita ? Bahagia bukan ?. Semua ini tentu dibutuhkan komitmen tinggi agar kebiasaan membaca menjadi aktivitas rutin yang selalu dirindukan anak. Dimulai dengan membacakan buku-buku bergambar untuk menambah ketertarikan anak terhadap buku. Apalagi diusia dibawah satu tahun, anak pasti lebih senang melihat gambar yang diperkuat dengan suara khas ibu/ayahnya saat membacakan nyaring.
Tak perlu minder dan ingin menjadi pendongeng profesional dengan suara bagus sesuai karakter dari buku yang dibaca. Yang utama adalah menikmati proses membacakan nyaring yang mana ada interaksi antara anak dan orang tua. Dari kebiasaan rutin yang ditanamkan otomatis akan membentuk habits dengan sendirinya . Orangtua lebih luwes membacakan nyaring, dan anakpun menikmati cerita saat dibacakan.
Aktivitas membaca akan lebih menyenangkan jika orangtua sensitif dan responsif terhadap anak. Kita tahu kemauan dan hal apa yang membuat anak merasa senang untuk dibacakan cerita. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh orangtua dalam membangun habits gemar membaca adalah :
- Upayakan memilih judul buku sesuai usia anak
- Membaca isi buku terlebih dahulu, diulang terus sampai kita (orangtua) memahami isi cerita dalam buku tersebut.
- Bacakan nyaring minimal 15menit setiap hari
- Tak perlu memaksa anak, jika mood anak sedang tidak bagus saat dibacakan buku.
- Menggunakan alat peraga sebagai pendukung
- Membedakan suara masing-masing karakter dalam buku cerita agar anak lebih faham.
- Ada interaksi, anak menunjuk gambar/bertanya saat dibacakan cerita. Tapi jangan terlalu keseringan juga agar anak tidak bosan.
- Mengajak anak memilih judul buku yang mau dibaca.
- Mengajak anak ke toko buku
- Membuat perpustakaan kecil dirumah
- Memberikan teladan
Membaca nyaring adalah aktivitas yang memang harus melibatkan buku. Membaca Nyaring punya banyak manfaat, diantaranya menambah kosakata anak, mengenalkan bahasa, menstimulasi otak anak, membangun imaginasi dan mengasah kecerdasan anak. Salah satu hak anak mendapatkan pendidikan yaitu dengan mengajak anak untuk gemar membaca.
Selain buku, untuk menambah referensi bacaan bisa dengan mencari referensi bacaan digital di aplikasi Lets Read. Banyak judul buku yang ada di aplikasi ini. Terdapat 700+ judul dan 27 bahasa yang bisa diakses oleh negara manapun (noted :bahasa Perancis belum ada ) . Let's read app merupakan ikhtiar Asia foundation untuk merespon sumber bacaan anak bergambar yang sangat minim. Dengan adanya app ini sangat membantu para orangtua untuk mendukung gerakan gemar membaca. Aplikasi ini sangat ringan dan tidak memakan RAM handphone anda, karena let's read hanya 4MB saja sudah bisa mengakses sumber bacaan menarik.
Aplikasi Lets Reads bisa diunduh diplaystore bagi pengguna Android. Untuk pengguna iPhone bisa mengaksesnya via website. Fitur yang ditawarkan oleh Lets Reads app juga memudahkan pengguna/pembaca. Bisa mengunduh buku sesuai level dan judul yang kita butuhkan. Tinggal mendownload file versi pdf/EPUB di app tersebut. Sehingga tidak ada rasa khawatir bagi orangtua yang masih mempunyai anak bayi dibawah 1 tahun terdistraksi dengan gawai.
Cara mendownload bookfile di letsread app
Nah, apalagi yang menjadi kendala untuk membiasakan membacakan nyaring bersama anak ? Sudah mulai banyak ya enthusiast di bidang literasi anak. Khususnya membacakan nyaring buat anak. Ada banyak cara untuk memupuk aktivitas yang masih enggan diminati orangtua perihal membacakan nyaring. Menggali informasi sedalam-dalamnya, bergabung dikomunitas dan terus update info untuk belajar. Jika budaya membaca sudah terbentuk sejak dini, insha Allah anak lebih mudah dan lebih cepat bisa membaca dengan sendirinya. Selain itu, kita sebagai orangtua juga berupaya membantu negara Indonesia memerangi buta aksara dan membangun gerakan literasi sejak dini yang dimulai dengan membaca.
Ada juga aktivitas yang tak kalah menarik, erat kaitannya dengan materi kegiatan bersama anak yang hanya bisa diakses di website letsreadathome.org. selamat berproses untuk berjuang membersamai anak supaya gemar membaca . Sekaligus menjadi pemantik saya sebagai ibu untuk mengaplikasikan. Doakan ya!
"Buku itu seperti cermin: kalau yang berkaca padanya adalah seorang yang bodoh, engkau tak bisa berharap yang terpantul adalah seorang yang jenius"
- J.K Rowling