Belajar Bisnis Hijab Lokal Saat Mahasiswa
Daftar Isi
Selalu merasa haus dengan yang namanya ilmu. Ingin ini …. Ingin itu.
Bukan karena upaya untuk memenuhi kebutuhan pribadiku, tapi hanya memanfaatkan
waktu. Selama masih bisa mengusahakan kenapa tidak ?. Entah apa itu namanya?
Prinsip or komitmen. Terserah orang yang melihat dan menilai deh.
Perkenalkan, saya seorang guru
sekaligus babu dan bos dari NaWa Collection. Ready jilbab wolfis segi empat,
manset bolak balik, dan manset jempol. Lahir bulan September tanggal 2 tahun
2016. Alhamdulillah sudah 200 lebih jilbab yang terjual sampai bulan desember
ini. Modal nekad saja sih awalnya, sekaligus memanfaatkan waktu dari pada
nganggur di kos. Dari pagi sampai sore aku menghabiskan waktu di sekolah
sebagai guru BK. Pagi jam 06.20 sudah biasa tiba di skolah dan jaga gerbang.
Haaaaaa…….. Sore habis ashar sekitar jam 15.30 aku otw pulang ke kos.
Perjalanan sekitar 30 menit. Biasa, jalanan muntilan ke magelang macetnya minta
ampun. Dan banyak lampu merah yang harus ku lewati tiap hari. Jam 16.00an sore
aku cus ke masjid dekat kos untuk ngajar anak-anak TPA. Kalau lagi capek dan
pulangnya set 5 sore aku absen dulu. Itu rutinitasku tiap hari senin sampai
kamis. Kalau jumat dan sabtu free time untuk ngajar di TPA. Selain itu, aku
juga buka les privat. Akunya yang datang ke rumah anak yang ku les.i…. Awalnya
Cuma satu Alhamdulillah sekarang nambah satu lagi. Meski bayaran nggak
seberapa, tapi ku niati untuk menolong para orangtua yang sibuk. Sekalian
sambil dakwah. Keingat saja keinginan bapak yang mana anaknya (aku maksudnya
:D) ingin jadi pendakwah. Entah ini yang namanya dakwah atau tidak. Insyaallah
aku niatkan untuk dakwah.
Begitu halnya dengan NaWa
Collection. Ini juga ku niatkan untuk lahan dakwah. Memberikan fasilitas bagi
ukhti-ukhti yang sedang berhijrah agar lebih semangat lagi dalam memperbaiki
kualitas diri sebagai muslimah. Brand hijab ini syar’i. Karena kami juga
syar’i. Hhhhhhhhhe…..(Katanya sih begitu). Oh iya, belum ku kenalkan kok ya,
kok dikasih nama NaWa Collection. Spontanitas, temenku Nia yang member label
NaWa alias singkatan dari Nia Azmi Annisa dan Windi Astuti. Keren khannnnnn.
Hhhhhhhe. Pada waktu itu juga aku dan Nia me-list semua kebutuhan, label dan perkakas yang dibuthkan agar prodak
kami terlihat cantik dan diminati banyak orang. Termasuk buat FB baru dan IG
baru. Terpaksa juga deh, no HP kita mau nggak mau dikenal banyak orang. Doanya
sih, semoga berkah. Alhamdulillah.
Awalnya kita malu untuk
menampangkan diri siapa pemilik NaWa, lama kelamaan orang-orang pada tahu. Ya
sudah. Kami Ikhlas kok. Haaaaaa. Berjalan sampai sini, kami pun masuk dalam
grup bisnis di Kabupaten kota Magelang. KOPPI-MU (Komunitas Pengusaha Pemuda
Muhammadiyah), memanfaatkan relasi juga sobat, dari mantan aktivis di kampus.
Hhhhhha. Alhmdulillah…. Dosen, ayunda dan kawand- kawan mahasiswa pesennya di
NaWa Collection. Untuk pengiriman ke luar kota magelang dan temanggung juga
sudah ada. Contohnya, ke kota Pati, Cilegon, Tegal, Purworejo. Alhamdulillah .
Judule Alhamdulillah terus pokoknya. Hhhhhhhha
***
Beberapa orang yang menginspirasi
dalam hidupku, bagian dari alasan kenapa aku ingin mendalami dunia bisnis.
Sejak tahun 2012 aku perlahan melirik apa sih yang namanya usaha. Melihat
mamakku jualan klontong waktu aku masih kecil, membuat rasa penasaran dalam
diriku semakin memuncak. Teringat pengalaman di tahun 2012 sebelum aku masuk
dunia perkuliahan, mencoba membuat Cake coklat yang kemudian dijual ecer di
depan sekolah deket kontrakanku, hemmmmmmm……ngapain ya dulu aku nekad seperti
itu. Hahhhhhhh….kalau inget saat ini rasanya malu deh.
Cerita lain, ngikut budhe jualan
brownis di Marmos Jogja hari minggu. Meski hanya sekali tapi cukup menantang
meski aku hanya duduk diam dan budheku yang ikut memasarkan brownis buatanku.
Rasanya, aneh bin lucu bin memalukan……..(cukup itu saja). Karena mentalku belum
se berani sekarang, jadi apa-apa masih dibantu. Hiiiiii. Belum lagi nyoba usaha
buat kacang goreng yang dibantu mamakku. Pemasarannya juga dibantu bapak.
Setiap hari pasti dapat omelan dari ortu. (Tak
buat angin berlalu semua ocehannya, maafkan daku ya emak dan Bapak). Namanya
juga usaha.
Seiring berjalannya waktu, agak
bosen juga dan pesimis karena sering dapat omelan. Akhirnya melamar kerjaan di
Warnet deh. Jadi tukang jaga warnet. Alhamdulillah keterima, dan bosku seneng
dengan kerjaku. Dibandingkan dengan karyawan yang lalu lalu, aku lebih kreatif
dan bisa diandalkan. Terbukti lho, ketika aku memutuskan resign untuk fokus
kuliah, aku masih dipanggil kesana untuk dimintai tolong njaga warnet habis
pulang kuliah. (Nggak sombong sih, Cuma menceritakan). :D
Waktupun terus berjalan, aku
punya komitmen tersendiri, waktu kuliahku ingin kumanfaatkan untuk menjadi
aktivis yang bener-bener aktivis. Sebab itu aku harus tegas dan memilih resign
dari kerja sambilanku jaga warnet. Kalau difikir, jadi aktivis nggak ada
bayarannya Kalau kerja dapat uang. Tapi, dalam rumus matematikaku itu nggak
berlaku bro. Aku lebih memilih jadi aktivis. Aku lebih seneng dengan konsep
menabung. Menabung amal dan melakukan kebaikan kepada orang lain. Kalau bisa
menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain kan seneng. Iya nggak .(Njawabnya jangan terpaksa yak)…he.
Windi UkhtiMunira
Nama beken ya?Nggak juga? Nama
gaul ya? Bukan lah…nama bekenku Pindy Pooh dan Sebutan untuk para fansku Pindy
Lovers, hhhhhhha. Apaan coba win. Intermezzo…….
Akhir bulan November aku sedang
dilanda galau, bimbang dan gelisah. Ceileh…lebay.
Serius. Beneran.
Suwerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
(Ngomong sama tembok)
Mungkin Tuhan mengabulkan doaku,
namun tidak secara langsung. Kau berdoa agar gajiku lebih dari yang ku mau.
Bukan kemaruk alias kurang, namun kebutuhan yang menjadikanku nekad lagi untuk
menekuni dunia Olshop. Aku di Add sama seorang ibu-ibu dari Tulungagung,
namanya mbak Delfia seorang Marketer UkhtiMunira. AKu ikutan jadi reseller. Aku
tertarik karena modal omdong, mbuat orang percaya dengan produk ukhtimunira,
modal jempol, dan suka nyatus di medsos. Punya kerjaan baru deh. Itu adalah hal
yang nggak biasa ku lakukan Mengapa ku lakukan, karena kebutuhan coy. Hemmmm.
Semoga aku tidak melupakan
profesiku jadi guru. Intine bisa membagi waktu. Sepakat nggak ? sepakat ya……
(heeeee). Sampai sini ternyata asyik juga. Aku mendapat ilmu baru di
UkhtiMunira. JAdi reseller tapi ada materi khusus dan ada tahapannya. Ternyata
jadi reseller itu begini yak. Seru dan menantang. Dapat ilmu marketing via OL
yang mana belum ernah ketemu secara langsung tapi sudah terjalin silaturahim
dan bisa kerjasama tanpa hitam diatas putih. Coba deh jika itu terjadi pada
dirimu, percaya nggak kamu ?. (Renungkan dan dijawab dalam hati ya ). Aku juga
nggak tahu, kenapa aku bisa percaya dengan mbak Delfia maupun dengan prodak
UkhtiMunira. Nggak bisa dijelaskan . Hanya bisa jurasakan. Prinsipku, selama
kita bisa menjadi orang yang amanah dan kita terus beajar menjadi orang yang
baik dan tidak merugikan orang, yakin deh. Insyaallah itu adalah bagian dari
rejeki yang dikirim lewat seorang tersebut. Semoga Allah senantiasa
melindungiku dan menjagaku diamanapun berada. Amin.
Aku sedang mempersiapkan masa
depanku. Sebagai bekalku kelak aku kan hidup bersama dengan orang yang kan
menjadi imamku. Aku nggak mau bergantung meski Allah mencukupkanku. Aku hanya
ingin memanfaatkan waktu. Menghibur diri dan mencoba untuk terus menorehkan
kisah yang menarik dan menantang dalam kamus kehidupanku. Menjadi seorang guru
sekaligus sebagai pebisnis bagiku sangat menarik. Bisa dibuat cerita dan
memenuhi beranda blog ku, Hhhhhha. Nggak begitu juga sih. Aku inginmenjadi
penulis juga sebenarnya. Ku niatkan semua ini untuk dakwah. Bagiku berdakwah
tidak harus dengan ceramah. Lewat bisnis, menulis dan menjadi seorang guru
bagiku itu juga merupakan jalan menuju dakwah. Menjadi pribadi yang rendah
hati, tidak sombong dan selalu bersyukur. Meski dihadapakn dengan keadaan
senang atau sedih sekalipun.
Semoga bermanfaat
Di Kampoes tercinta, 6.05 pm on
Thrusday.
Posting Komentar